REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan lembaga Institute for Essential Services Reform (IESR) memperkuat kolaborasi dalam rangka menuju transisi energi yang berkelanjutan.
Senior Manager PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali I Made Harta Yasa mengatakan melalui kolaborasi tersebut, PLN Indonesia Power menegaskan komitmennya sebagai penggerak utama transisi energi di Indonesia.
"Kami selalu membuka ruang untuk kolaborasi serta investasi menuju swasembada energi berkelanjutan di tanah air, yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, PLN IP menerima kunjungan IESR dalam rangka mempererat sinergi menuju percepatan transisi energi di Indonesia.
"Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk mendorong pemanfaatan energi bersih dan meningkatkan efisiensi operasional pembangkit listrik," sebut Harta.
Dalam kunjungan tersebut, tim IESR berkesempatan untuk melihat secara langsung operasional dan inisiatif dekarbonisasi, yang telah diterapkan PLN Indonesia Power UBP Bali salah satunya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Muara Nusa Dua, yang berlokasi di Denpasar, Bali.
Diskusi pun berlangsung hangat, mencakup berbagai topik strategis seperti pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), yang dikelola PLN IP UBP Bali hingga potensi pengembangannya sebagai upaya pengurangan emisi karbon di Indonesia.
Harta juga menyampaikan apresiasinya atas kunjungan IESR tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap upaya transisi energi nasional.
"Kami percaya bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga seperti IESR akan mempercepat tercapainya target net zero emission Indonesia pada 2060,” ungkapnya.