Jumat 23 May 2025 08:15 WIB

Luhut: China Happy Investasi di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

China merupakan investor ketiga di Indonesia setelah Singapura dan HongKong.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Antara/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah dan pengusaha China menyatakan, kepuasannya dengan investasi mereka di Indonesia dalam 10 tahun terakhir. "Mereka ternyata puas sekali selama 10 tahun terakhir ini melakukan investasi Indonesia. Tadi saya makan dengan private sector-nya, mereka sangat happy," kata Luhut di Beijing pada Rabu (21/5/2025).

Luhut berada di ibu kota China itu untuk bertemu dengan sejumlah pejabat China, termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Wang Yi dan Wakil Sekretaris Jenderal CPPCC/Wakil Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Sosial China Zhang Maoyu. "Apalagi sekarang, Presiden Prabowo minta kita menyiapkan betul-betul infrastrukturnya yang bagus, land clearing juga bisa diselesaikan," ucap Luhut.

Baca Juga

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu menjelaskan, sejauh ini, tidak ada masalah serius dalam pelaksanaan investasi China di Indonesia. "Sekarang sudah berjalan, enggak ada masalah yang serius, tinggal kitanya saja harus kompak... Boleh saja berbeda-beda tapi jangan berkelahi, jangan membuat suatu hal yang tidak masalah malah jadi bermasalah," kata Luhut.

Dalam pertemuannya dengan Zhang Maoyu, Luhut mengatakan, China memiliki rantai pasok yang lengkap. "Sejak pandemi Covid-19, saya makin percaya rantai pasok yang dibangun China adalah yang paling kredibel karena dalam keadaan yang sangat susah Tiongkok-lah yang paling cepat membantu Indonesia," ujar Luhut.

Menurut Luhut, sekitar 65 persen rantai pasok produk kesehatan di Indonesia berasal dari China. Dia mengenang pertemuannya dengan mendiang Perdana Menteri China Li Keqiang sembilan tahun lalu.

Ketika itu, Luhut meminta pemerintah China untuk transfer teknologi ke Indonesia, memenuhi aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), melakukan hilirisasi, menjalin hubungan business-to-business. "Semua dijalankan. Jadi, hubungan Indonesia dan China lebih bagus dibandingkan 10 tahun lalu dan ini sangat penting," kata Luhut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement