Kamis 22 May 2025 21:53 WIB

Dirut PLN Respons Isu Viral Lonjakan Tagihan Listrik Pelanggan, Ini Penyebabnya

Lonjakan tagihan listrik pelanggan terjadi pada April 2025.

Petugas merekam angka pemakaian listrik warga. (ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas merekam angka pemakaian listrik warga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyebut kenaikan tagihan listrik yang dialami oleh pelanggan pada April 2025 disebabkan oleh lonjakan pemakaian pada momen Ramadhan dan Lebaran. Hal ini disampaikan Darmawan menanggapi kenaikan listrik secara tiba-tiba yang ramai diperbincangkan di sosial media beberapa waktu lalu. Menurutnya, tarif listrik PLN telah sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Memang ada waktu itu, ini di tengah bulan puasa, di mana konsumsi listrik karena ibadah di malam hari itu juga meningkat. Kemudian ada konsumsi listrik tambahan di pagi hari saat sahur, memang ada penambahan konsumsi listrik saat bulan Ramadhan," kata Darmawan di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Baca Juga

Darmawan mengatakan tarif listrik PLN telah memiliki standar sesuai dengan kapasitas yang terpasang pada masing-masing pelanggan. Saat isu ini beredar, lanjut Darmawan, pihaknya langsung menerjunkan petugas di lapangan untuk melakukan pengecekan. Hasilnya, tidak ada kejanggalan yang ditemukan.

"Begitu kami cek di lapangan, ini sudah sesuai dengan tarifnya masing-masing. Kemudian juga sesuai dengan konsumsi listrik masing-masing," jelasnya.

Selain itu, PLN juga memberikan kompensasi sesuai dengan peraturan yang berlaku saat terjadi mati listrik. PLN selalu berkomitmen untuk tidak menimbulkan kerugian bagi konsumen.

"Kami menyediakan kompensasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jadi untuk yang prabayar, ini langsung pada saat beli token, langsung dapat kompensasi tambahan. Kemudian yang pasca bayar, tagihannya kami kurangi, ini sesuai aturan yang berlaku," imbuh Darmawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement