Rabu 21 May 2025 13:04 WIB

Boikot Produk Israel Dorong UMKM Lokal Tumbuh, Meski Bukan Faktor Utama

Momentum boikot jadi ajakan luas dukung produk dalam negeri secara menyeluruh.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah orang mengikuti aksi bela Palestina di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah orang mengikuti aksi bela Palestina di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Edy Misero, mengatakan bahwa boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keberpihakan terhadap produk UMKM. Kendati demikian, Edy menyebut aksi boikot bukan satu-satunya faktor yang mendorong bertambahnya jumlah pelaku usaha baru di sektor UMKM.

“Bukan karena itu, tapi karena memang kondisi ekonomi kita tidak baik-baik saja dan mendorong kita menjadi pelaku-pelaku usaha, dengan punya kedai, gerobak untuk berjualan, dan berusaha menjadi pengusaha yang baik,” ujar Edy saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Baca Juga

Edy mengatakan, aksi boikot seharusnya dapat menjadi semangat bersama untuk menumbuhkembangkan produk lokal. Ia berharap perhatian terhadap produk dalam negeri tidak hanya terbatas pada produk yang terafiliasi dengan Israel, tetapi juga meluas terhadap produk impor dari negara lain.

“Jangan hanya melihat Israel. Seberapa besar sih (produk) dia di sini? Tapi masih banyak produk luar yang membanjiri Indonesia,” ucap Edy.

Ia mendorong pemerintah dan masyarakat untuk mengutamakan produk-produk yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri, khususnya dari sektor UMKM. Menurutnya, bentuk keberpihakan semacam ini sangat dinantikan oleh para pelaku UMKM.

“Berpihaklah membeli produk lokal, sehingga dampaknya terasa bukan hanya untuk UMKM, tetapi Indonesia secara keseluruhan. Katanya mau Indonesia menjadi negara yang lebih sejahtera pada 2045? Ya, salah satu kuncinya adalah keberpihakan terhadap produk lokal,” sambung Edy.

Edy tak menampik Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap produk-produk berbasis teknologi yang terafiliasi dengan Israel dan belum memiliki substitusi lokal. Namun ia berharap hal ini bisa menjadi pelecut agar Indonesia mampu berinovasi menciptakan produk teknologi dalam negeri.

“Ini momentum dan entry point untuk kita berubah bersikap. Bukan hanya boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel, tetapi mari kita lebih peduli terhadap produk lokal,” kata Edy.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement