Jumat 09 May 2025 13:51 WIB

Menhub: Konflik India–Pakistan Bisa Naikkan Biaya Avtur dan Harga Tiket

Peralihan jalur memiliki konsekuensi terhadap biaya operasional penerbangan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Menhub Dudy Purwagandhi menyampaikan potensi dampak konflik India–Pakistan terhadap industri penerbangan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menhub Dudy Purwagandhi menyampaikan potensi dampak konflik India–Pakistan terhadap industri penerbangan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyampaikan potensi dampak konflik India–Pakistan terhadap industri penerbangan. Dudy mengatakan konflik tersebut akan membuat maskapai mengalihkan jalur penerbangan internasional.

"Penerbangan yang umum atau lazim ditempuh, kalau dari timur, itu pasti mereka akan melewati wilayah udara Pakistan dan India. Itu lebih cepat," ujar Dudy saat berbincang dengan awak media di Restoran Aroem, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Baca Juga

Dudy menyebut eskalasi konflik India–Pakistan membuat maskapai menempuh jalur penerbangan melalui selatan seperti Maladewa. Ia mengatakan peralihan jalur memiliki konsekuensi terhadap biaya operasional penerbangan.

"Konsekuensinya sebenarnya bukan di suku cadang, tapi lebih kepada avtur, karena ada penambahan jam terbang lantaran lewat selatan," sambung Dudy.

Ia menyampaikan penambahan waktu tempuh akan meningkatkan penggunaan avtur. Hal ini berimplikasi terhadap biaya operasional maskapai. Dudy menilai kondisi tersebut memungkinkan maskapai untuk menaikkan harga tiket. Ia menyebut hal ini akan menjadi kebijakan dari masing-masing maskapai.

"Kalau ternyata penambahan jam terbang itu berdampak ke pemakaian avtur, biasanya mau tidak mau mereka akan membebankan kepada para penumpang," lanjut Dudy.

Ia menyampaikan para penumpang penerbangan internasional umumnya telah mengerti situasi tersebut. Maskapai pun telah terbiasa menghadapi kondisi serupa, seperti saat konflik Irak dan Iran, hingga konflik di wilayah-wilayah Timur Tengah.

"Menghindari jalur-jalur konflik itu sudah biasa. Mereka selalu cek apakah wilayah-wilayah itu masih berkonflik, masih berdampak atau tidak. Maskapai akan kembali mengajukan izin melintasi India dan Pakistan jika konflik telah mereda," kata Dudy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement