REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) mengatakan, Indonesia masih menjadi tujuan investasi yang menarik bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan (Korsel). Dalam pertemuan dengan delegasi Federation of Korean Industries (FKI) di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Jakarta, Selasa, Agus berdiskusi dengan para pengusaha asal Korea yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia pada berbagai sektor.
"Ada beberapa yang positif, bahwa perusahaan-perusahaan Korea akan terus berkomitmen untuk melakukan atau berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia melalui investasi mereka," kata Agus.
Lebih lanjut, Menperin mengatakan bahwa beberapa perusahaan asal Korsel berniat untuk melakukan ekspansi, hingga membangun pabrik baru di Indonesia.
"Jadi mereka melihat prospek Indonesia sebagai negara tujuan investasi itu masih sangat baik," ucapnya.
Agus juga menyampaikan Pemerintah Indonesia memastikan bahwa investasi yang dibawa ke tanah air akan berjalan dengan lancar.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang dapat memperlambat proses investasi.
"Karena investasi itu kan pada dasarnya kan win-win, Indonesia harus win, juga investor dalam hal ini, Korea juga harus win. Jadi pertemuan tadi sangat positif, sangat baik," ujar Agus.
Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan delegasi pengusaha Korea Selatan yang tergabung dalam Federasi Industri Korea (FKI) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/4) siang.
FKI berkomitmen mempercepat transformasi ekonomi nasional dengan menumbuhkan semangat kewirausahaan, memelopori industri masa depan, dan menciptakan lapangan kerja berkualitas.
Organisasi tersebut FKI berdiri berdampingan dengan Kamar Dagang dan Industri Korea, Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, dan Federasi Usaha Kecil Korea.
FKI, pada saat ini memiliki 420 anggota, termasuk GS Corporation, Samsung Electronics, Kumho Industrial, Korean Airlines, Hanwha Corporation, Hyundai Motor, Daelim Industrial, LG, POSCO, Doosan Construction, dan 21 perusahaan investasi asing, bersama dengan 65 organisasi.