Rabu 16 Apr 2025 15:28 WIB

Pengamat: Penguatan Harga Emas Seiring Ekspektasi The Fed akan Dovish

The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.

Gedung Federal Reserve. The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Foto: VOA
Gedung Federal Reserve. The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai menguatnya harga emas global seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan bersikap “dovish” sepanjang sisa tahun ini. Menurutnya, ekspektasi pasar saat ini The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya lebih dari tiga kali pada sisa tahun ini, seiring dengan menurunnya tingkat inflasi AS dari 2,8 persen menjadi 2,4 persen pada Maret 2025, atau mendekati target The Fed sebesar 2 persen.

“Yang menyebabkan (emas naik) adalah data inflasi AS yang sesuai ekspektasi turun dari 2,8 persen menjadi 2,4 persen, sehingga ada kemungkinan besar bank sentral AS The Fed akan menurunkan suku bunga pada tahun ini lebih dari tiga kali,” ujar Ibrahim di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Baca Juga

Lanjutnya, sentimen lainnya yaitu masih berlangsungnya tensi perang dagang global, utamanya antara AS dengan China, yang mana China tetap berusaha melawan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump.

“Kedua, perang dagang antara AS dan China luar biasa. China pun terus melakukan perlawanan terutama menahan untuk barang-barang impor dari AS, terutama pesawat Boeing yang berpengaruh terhadap saham-saham teknologi berguguran,” ujar Ibrahim.

Selain itu, sentimen selanjutnya yaitu meningkatnya tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah, yang mana Iran telah memberikan ancaman terhadap Kuwait.

Ibrahim menyebut Kuwait rencananya akan dijadikan sebagai landasan pesawat-pesawat dari AS, yang mana AS berpotensi akan melakukan penyerangan ke Iran.

“AS sudah mempersiapkan untuk melawan Iran itu Israel nanti. Israel yang akan melakukan penyerangan sebagai pimpinannya,” ujar Ibrahim.

Dalam kesempatan ini, Ia mengingatkan bahwa kenaikan harga emas dunia yang dibarengi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, akan menyebkan kenaikan terhadap harga barang dan jasa di dalam negeri.

“Pada saat rupiah melemah dan kemudian emas naik, ini akan berdampak terhadap harga,” ujar Ibrahim.

Harga emas naik 2 persen pada Kamis, menembus angka 3.300 dolar AS per troy ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah, menurut data perdagangan yang dirilis pada Rabu.

Pada pukul 04.57 GMT, harga emas untuk kontrak berjangka bulan Juni di bursa New York Comex naik sebesar 61,22 dolar AS menjadi 3.301,62 dolar AS per troy ounce. Sementara itu, The Fed baru akan menentukan kebijakan suku bunga acuannya dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 6 - 7 Mei 2025 mendatang.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement