Ahad 23 Nov 2025 15:20 WIB

Bantah Isu Pencemaran, Titiek Soeharto Ajak Perkuat Budaya Makan Ikan

Titiek mengajak masyarakat untuk menumbuhkan budaya memakan ikan.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (kanan), Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto (tengah) dan Chef Lord Adi (kiri) saat memasak hidang udang dalam acara puncak peringatan Hari Ikan Nasional di Sarinah, Jakarta, Ahad (23/11/2025). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional yang menyajikan beragam acara seperti masak udang dengan porsi besar, bagi-bagi hidangan udang sebanyak 1.000 porsi hingga carnaval busana dengan tema perikanan yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingan mengkonsumsi ikan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (kanan), Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto (tengah) dan Chef Lord Adi (kiri) saat memasak hidang udang dalam acara puncak peringatan Hari Ikan Nasional di Sarinah, Jakarta, Ahad (23/11/2025). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional yang menyajikan beragam acara seperti masak udang dengan porsi besar, bagi-bagi hidangan udang sebanyak 1.000 porsi hingga carnaval busana dengan tema perikanan yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingan mengkonsumsi ikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau yang dikenal sebagai Titiek Soeharto membantah kabar ikan yang tercemar. Titiek mengajak masyarakat untuk menumbuhkan budaya memakan ikan.

“Untuk pencemaran, saya rasa itu isu nggak ada, ya. Yang penting kita harus meningkatkan budaya untuk makan ikan,” ujar Titiek di sela-sela acara Puncak Hari Ikan Nasional 2025 yang digelar di Jakarta, Ahad (23/11/2025).

Baca Juga

Ketua Komisi IV DPR yang membidangi pertanian, lingkungan hidup dan kehutanan, serta kelautan dan perikanan itu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mempromosikan keunggulan-keunggulan ikan, sebab sangat bergizi dan berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak.

Yang lebih utama lagi, ujarnya melanjutkan, ikan bisa diperoleh dengan memancing di laut tanpa perlu memeliharanya selama berbulan-bulan.

“Ikan itu kan tinggal ngambil di laut, tidak usah pelihara kayak ayam gitu berbulan-bulan. Tinggal ambil,” ujar Titiek.

Titiek juga menyampaikan agar masyarakat mau memakan ikan, mereka dapat membuat variasi masakan ikan sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing.

“Iya harus divariasikan masakan-masakan setiap daerah itu lain-lain. Masakannya harus disesuaikan dengan daerahnya masing-masing,” kata Titiek lagi.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengumumkan target Indonesia mencapai swasembada protein pada 2026 ketika memperingati Hari Ikan Nasional.

Zulhas menyampaikan protein berperan penting untuk meningkatkan kecerdasan bangsa, khususnya generasi muda yang saat ini masih menempuh jenjang pendidikan.

Apabila diukur berdasarkan Intelligence Quotient (IQ), Zulhas menyampaikan rata-rata IQ di negara-negara maju sudah berada di atas 109 poin, sedangkan IQ Indonesia masih di kisaran 90-an.

Untuk menjadi hebat selayaknya negara-negara maju, kata dia, maka pemerintah harus berbenah untuk mewujudkan swasembada pangan, terutama protein.

"Harus swasembada, kemudian dihidangkan di meja anak-anak kita, dilatih agar cerdas, dengan demikian kita berubah. Gizinya, IQ-nya berubah," kata dia pula.

Dalam peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-12 pada 2025, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan sejumlah rangkaian kegiatan yang mengusung tema “Protein Ikan untuk Generasi Emas 2045”.

Tema tersebut sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam RPJMN 2025–2029 dan Astacita kedua yang menekankan pentingnya sistem pertahanan negara dan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement