REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Yang Mulia Bandar Al-Khorayef, tengah mempersiapkan kunjungan resmi ke Indonesia. Kerajaan Arab Saudi telah lama mengakui Indonesia sebagai mitra utama di kawasan Asia Tenggara. Kunjungan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Yang Mulia Bandar Al-Khorayef ini diharapkan akan semakin memperkuat kerja sama di sektor industri dan pertambangan.
Indonesia merupakan mitra dagang penting bagi Kerajaan Arab Saudi, dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari 6 miliar dolar AS pada tahun 2023. Kunjungan ini menandai peningkatan kerja sama strategis dan ekonomi antara kedua negara, khususnya di sektor pertambangan dan industri strategis utama seperti farmasi, industri makanan, dan otomotif.
Indonesia telah muncul sebagai mitra ekonomi dan geopolitik yang vital bagi Kerajaan Arab Saudi di Asia Tenggara. Pada tahun 2023, nilai perdagangan bilateral antara kedua negara melampaui 6 miliar dolar AS, mencerminkan landasan kepentingan bersama yang kuat dan semangat untuk memperdalam
keterlibatan di berbagai sektor berpotensi tinggi.
Dikutip dari siaran pers, Sabtu (12/4/2025), fokus utama dalam kunjungan ini adalah memperkuat kolaborasi Kerajaan Arab Saudi–Indonesia di
sektor pertambangan. Dengan nilai ekspor bahan bakar mineral Indonesia mencapai 67 miliar dolar AS dan impor sebesar 38 miliar dolar AS pada tahun fiskal terakhir, sektor ini menawarkan peluang besar untuk pertumbuhan jangka panjang.
Selama kunjungannya, Yang Mulia akan bertemu dengan sejumlah pejabat penting sektor publik. Termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta Menteri Perindustrian Republik Indonesia.
Ia juga akan berdiskusi dengan beberapa sektor swasta. Seperti Direktur Utama dan CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, serta CEO BioPharma, Shaqiq Akasya.
Kerajaan Arab Saudi telah melakukan berbagai investasi strategis di Indonesia melalui sektor swasta, termasuk kepemilikannya di Vale Indonesia, anak perusahaan dari perusahaan pertambangan global Vale. Kemitraan ini menunjukkan ketertarikan Kerajaan Arab Saudi untuk memperluas perannya di sektor pertambangan Indonesia, sekaligus mendukung pembangunan
berkelanjutan di salah satu kawasan yang paling kaya sumber daya di dunia.
Vale Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar berupa komponen penting dalam baterai kendaraan listrik (EV). Kerajaan Arab Saudi, yang tengah berinvestasi besar-besaran di sektor energi terbarukan dan teknologi EV sebagai bagian dari agenda Vision 2030, melihat kolaborasi ini sebagai
langkah strategis untuk memastikan sumber daya transisi energi bersihnya dapat terpenuhi.
Seiring meningkatnya permintaan global terhadap kendaraan listrik, investasi Kerajaan Arab Saudi akan membuka peluang proses eksplorasi dan pengembangan infrastruktur lebih lanjut di sektor pertambangan Indonesia.
Pada tahun 2024, ekspor global Indonesia mencapai 217 miliar dolar AS, meningkat 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Indonesia juga menargetkan nilai ekspor global sebesar 405 miliar dolar AS pada tahun 2029. Kerajaan Arab Saudi memainkan peran penting dalam pencapaian tersebut, dengan nilai impor dari Indonesia mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS pada tahun 2023, sementara ekspor produk ke Indonesia
mencapai 4 miliar dolar AS.
Salah satu contoh kontribusi Indonesia yang kian signifikan dalam industri makanan Kerajaan Arab Saudi adalah kehadiran Indofood, salah satu perusahaan consumer goods terbesar di Indonesia, yang telah memperluas operasinya di Kerajaan Arab Saudi. Produk mi instan Indofood pertama kali
hadir di pasar Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1986 dan kini telah tersebar luas di seluruh penjuru negara.
Perlu dicatat, Jeddah Food Cluster atau klaster pangan terbesar di dunia menjadi area kolaborasi potensial yang penting. Klaster ini diposisikan sebagai pusat produksi dan distribusi makanan halal regional, yang sejalan erat dengan posisi Indonesia sebagai pasar halal terbesar di dunia.
Jeddah Food Cluster juga terletak strategis di dekat pelabuhan utama Kerajaan Arab Saudi yang memfasilitasi ekspor lintas benua seperti Afrika, Eropa, dan Asia. Pada Desember 2023, Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding - MoU) untuk meningkatkan kerja sama dalam jaminan produk halal dan pengakuan sertifikasi halal secara timbal balik.
Kesepakatan ini bertujuan untuk menyelaraskan standar dan menyederhanakan proses sertifikasi, mengurangi hambatan perdagangan, dan membuka peluang baru bagi produsen halal Indonesia untuk mengakses pasar Kerajaan Arab Saudi dan kawasan GCC secara lebih luas.
Kunjungan Yang Mulia Bandar Al-Khorayef ini menandai babak baru dalam hubungan kedua negara, dengan fokus pada inovasi, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama di sektor-sektor strategis. Selain pertambangan dan industri makanan, diskusi juga diperkirakan mencakup energi terbarukan, infrastruktur, dan pertukaran keahlian industri.
Kedua negara berkomitmen untuk memanfaatkan kemitraan ini dalam menciptakan nilai jangka panjang, tidak hanya bagi perekonomian domestik masing-masing, tetapi juga untuk pasar regional dan global. Melalui peningkatan perdagangan, investasi strategis, dan kolaborasi di sektor halal, Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia tengah membuka jalan menuju masa depan kemakmuran
bersama dan pertumbuhan yang saling menguntungkan.