REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengklarifikasi tarif bea masuk untuk sebagian besar impor China sebenarnya adalah 145 persen. Berbicara di sebuah rapat kabinet, Presiden Amerika Serikat Donald Trump membela kebijakan tarifnya, dengan mengatakan AS dalam "kondisi yang sangat baik."
Dilansir dari laman Euro News, Trump mengumumkan pungutan baru sebesar 125 persen untuk barang-barang dari China pada hari Rabu (9/4/2025). Tetapi pada Kamis (10/4/2025), Gedung Putih telah mengonfirmasi bahwa tarif tersebut merupakan tambahan dari pungutan yang sudah ada sebelumnya sebesar 20 persen.
Berbicara di sebuah rapat kabinet, Trump membela kebijakan tarifnya, yang telah mengguncang pasar global, dengan mengatakan AS dalam "kondisi yang sangat baik." "Kami sangat, sangat senang dengan cara negara ini berjalan. Kami berusaha agar dunia memperlakukan kami dengan adil," kata Trump.
Pemerintahan Trump sebelumnya menggembar-gemborkan kemungkinan tercapainya perjanjian perdagangan dengan beberapa negara. tetapi salah satu kesepakatan terbesar tampaknya semakin jauh karena perang dagang AS dengan China terus meningkat.
Pasar keuangan pesimis
Pasar keuangan bereaksi dengan pesimisme, karena tiga indeks utama ditutup turun dari 2,5 persen menjadi 4,31 persen selama sesi kelima yang merugi dalam enam sesi terakhir, yang hanya disela oleh lonjakan luar biasa pada hari Rabu setelah Presiden Donald Trump menghentikan sementara beberapa tarif respirokal.
"Kita lihat saja apa yang terjadi dengan China," kata Trump dalam rapat Kabinet hari Kamis, dikutip laman USA Today. "Kami ingin sekali bisa mencapai kesepakatan. Mereka benar-benar telah mengambil keuntungan dari negara kita dalam jangka waktu yang lama. Mereka telah menipu kita lebih dari siapa pun."
Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Kevin Hassett mengatakan sebelumnya pada hari itu bahwa AS telah menerima tawaran kesepakatan perdagangan "serius" dari hampir 20 negara dan bahwa dua kesepakatan "hampir ditutup" di tengah tanda-tanda perang dagang global yang dipicu oleh Trump mungkin mereda.
Hassett juga mengatakan kepada CNBC bahwa tarif dasar universal 10 persen kemungkinan akan tetap berlaku untuk sebagian besar negara sebagai bagian dari perjanjian perdagangan yang dinegosiasikan. Sehari sebelumnya, Trump mengumumkan jeda 90 hari pada pungutan AS untuk sejumlah negara yang tidak membalas tarif yang diumumkan minggu lalu. Uni Eropa menanggapi dengan menunda selama 90 hari tindakan balasan pertamanya terhadap tarif AS.