Kamis 10 Apr 2025 07:02 WIB

Trump Umumkan Jeda 90 Hari Kebijakan Tarif kecuali untuk China, Bursa Global Meroket

Trump mengumumkan jeda tiga bulan penuh pada semua tarif resiprokal.

Pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, Presiden AS Donald Trump, kiri, bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping selama pertemuan di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang. Empat dekade setelah AS menjalin hubungan diplomatik dengan Cina komunis, hubungan antara keduanya berada pada titik balik.
Foto: AP / Susan Walsh
Pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, Presiden AS Donald Trump, kiri, bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping selama pertemuan di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang. Empat dekade setelah AS menjalin hubungan diplomatik dengan Cina komunis, hubungan antara keduanya berada pada titik balik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Donald Trump mengumumkan jeda tiga bulan penuh pada semua tarif resiprokal, yang mulai berlaku pada Kamis (10/4/2025) tengah malam, kecuali China. Ini jadi langkah 'putar balik' paling mengejutkan dari seorang presiden yang selama ini bersikeras menerapkan kebijakan tarif tinggi akan tetap berlaku.

Namun, tarif yang sangat tinggi akan tetap berlaku pada China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Bahkan, Trump mengatakan tarif akan dinaikkan menjadi 125 persen dari 104 persen setelah China mengumumkan tarif balasan tambahan terhadap Amerika Serikat pada Rabu (9/4/2025) lalu. Semua negara lain yang dikenai tarif resiprokal pada Rabu akan melihat tarif kembali turun ke tarif universal 10 persen.

Baca Juga

“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan kepada China oleh Amerika Serikat menjadi 125 persen, berlaku segera,” kata Trump dalam unggahan media sosialnya.

"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," tulisnya.

Berbicara kepada wartawan setelah pengumuman tersebut, Trump berkata, belum ada yang berakhir, tetapi AS memiliki respons yang luar biasa dari negara-negara lain, termasuk China.

"China ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya," ujar Trump.

Dilansir laman Anadolu Agency, Trump mengatakan penangguhan itu diberikan karena negara-negara tersebut telah menghubungi mitra mereka di AS untuk mencari solusi terkait isu-isu perdagangan, hambatan dagang, tarif, manipulasi mata uang, dan tarif non-moneter. Trump juga menambahkan bahwa negara-negara tersebut tidak melakukan tindakan balasan terhadap Amerika Serikat “dalam bentuk apa pun.”

“Saya telah mengesahkan PAUSE (penangguhan) selama 90 hari dan menetapkan tarif timbal balik yang jauh lebih rendah, sebesar 10 persen, yang juga berlaku segera,” ujarnya.

Pasar global sempat terguncang sejak Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Rabu pekan lalu yang memberlakukan kebijakan tarif timbal balik yang telah lama ia janjikan.

Namun, Wall Street menghela napas lega karena Trump menarik kembali langkah-langkah perdagangan ekstrem lainnya. Saham melonjak tajam karena berita tersebut, meskipun tarif universal 10 persen untuk semua impor yang masuk ke Amerika Serikat masih berlaku.

Dow melonjak hampir 3.000 poin atau 7,87 persen, pada hari Rabu. S&P 500 melonjak 9,5 persen. Nasdaq yang sarat teknologi melonjak 12,2 persen. Ini menandai hari terbaik untuk S&P 500 sejak Oktober 2008. Nasdaq membukukan hari terbaiknya sejak Januari 2001 dan hari terbaik kedua yang pernah tercatat. Sementara Dow membukukan hari terbaiknya dalam lima tahun.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement