Senin 10 Mar 2025 11:07 WIB

Ada Ancaman Resesi AS, Rupiah Berpotensi Menguat

Ekonomi China yang masih lemah menekan berbagai mata uang regional.

Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah akan berkonsolidasi dengan menguat terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS yang kembali tertekan setelah data pekerjaan AS NFP (Non-Farm Payroll) yang mengecewakan,” ujarnya di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Baca Juga

Tercatat, data NFP AS menunjukkan penambahan sebanyak 151 ribu pekerjaan dari sebelumnya 125 ribu, tetapi di bawah harapan yang berkisar 160 ribu. Faktor kedua ialah kekhawatiran terhadap pelemahan ekonomi AS akibat dampak perang dagang yang masih terus menekan dolar.

“Dampak belum terasa, namun investor saat ini mengkhawatirkan potensi resesi pada ekonomi AS apabila perang dagang tereskalasi,” kata dia.

Di sisi lain, ekonomi China yang masih lemah menekan berbagai mata uang regional seiring negara tersebut pertama kali deflasi sejak Januari 2024. Data inflasi month to month China terkontraksi, masing-masing 0,2 persen dan 0,7 persen year on year (yoy).

Berdasarkan berbagai keadaan ini, kurs rupiah diperkirakan sekitar Rp 16.200-Rp 16.350 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin di Jakarta melemah hingga 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp 16.300 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.295 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement