Selasa 18 Feb 2025 14:28 WIB

Peneliti: Kelas Menengah Pilih Hidup dari Tabungan Ketimbang Pinjaman

Demi memenuhi biaya hidup, maka kelas menengah menjalankan pekerjaan sampingan.

Pekerja beraktivitas di salah satu pusat perkantoran di Jakarta, Kamis (2/1/2025). Kelas menengah di Indonesia memilih makan tabungan daripada pinjaman online.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja beraktivitas di salah satu pusat perkantoran di Jakarta, Kamis (2/1/2025). Kelas menengah di Indonesia memilih makan tabungan daripada pinjaman online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti yang juga Direktur Riset Katadata Insight Center (KIC) Gundy Cahyadi mengatakan bahwa berdasarkan riset yang dilakukan pihaknya, kelas menengah bertahan hidup dari makan tabungan dan menolak pinjaman berbunga. Katadata Insight Center merilis survei dengan tema Kelas Menengah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi. Survei ini tidak bertujuan untuk menjawab pertanyaan penyebab menyusutnya kelas menengah di Indonesia.

"Survei KIC menemukan fakta bahwa perilaku finansial kelas menengah sebetulnya cukup positif," kata Gundy dalam acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2025, di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Baca Juga

Sebanyak 70 persen responden melakukan perencanaan keuangan. Satu dari dua responden memisahkan anggaran untuk tagihan dan keperluan harian. Selain itu, lebih dari 40 persen responden mencatat pengeluarannya.

“Perilaku positif juga tercermin saat kelas menengah mengalami pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Mayoritas responden (76,3 persen) memilih untuk menggunakan tabungan alias makan tabungan untuk bertahan hidup,” ujar Gundy.

Ini artinya, kata Gundy, hanya sebagian kecil yang memilih opsi-opsi pinjaman berbunga (masing-masing kurang dari 15 persen). Perilaku ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang tergolong baik, lantaran mereka cenderung menghindari utang dan lebih mengandalkan cadangan keuangan pribadi untuk bertahan hidup.

“Kelas menengah mengalokasikan 19,3 persen penghasilan untuk tabungan. Sebagian besar berencana menggunakan tabungan ini sebagai dana darurat,” tutur Gundy.

Sementara itu, lanjut Gundy, alokasi anggaran untuk tujuan jangka panjang atau perencanaan masa depan relatif masih rendah. Pada dasarnya, perencanaan keuangan jangka panjang memang belum menjadi prioritas bagi kelas menengah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement