Sabtu 04 Jan 2025 19:28 WIB

Kejar Swasembada Garam 2027, Ini Strategi KKP

Pemerintah menetapkan tidak mengimpor garam konsumsi pada 2025.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
KKP menyiapkan langkah strategis menuju pencapaian swasembada garam nasional. (iustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
KKP menyiapkan langkah strategis menuju pencapaian swasembada garam nasional. (iustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan langkah strategis menuju pencapaian swasembada garam nasional. Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf mengatakan KKP optimistis dapat mencapai target tersebut melalui dukungan teknologi, peningkatan kapasitas produksi, dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan.

"Produksi garam rakyat kita sudah memiliki kualitas yang baik, kita bisa bersaing dengan negara lain sehingga ke depan tidak perlu lagi impor," ujar Victor Gustaaf dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (4/1/2025).

 

Sebagai langkah awal menuju swasembada, ucap Victor, pemerintah menetapkan tidak mengimpor garam konsumsi pada 2025. Kebutuhan bahan baku garam nasional pada 2024 dan 2025 adalah 4,9 juta ton dan diasumsikan meningkat 2,5 persen per tahun karena adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor industri. 

 

Victor menyampaikan rencana produksi dalam negeri pada 2025 sebesar 2,25 juta ton. Apabila ditambah sisa stok 836 ribu maka pasokan garam lokal sudah memenuhi 63 persen dari total kebutuhan. 

 

"Sisanya tentu menjadi peluang usaha yang besar dan menjanjikan bagi para produsen garam bahan baku, baik petambak garam rakyat maupun badan usaha," sambung Victor.

 

Victor menyampaikan KKP telah merancang program swasembada garam yang melibatkan berbagai pihak, termasuk petambak garam, pemerintah daerah serta pelaku industri. Sebagai bagian dari rencana tersebut, lanjut Victor, KKP juga telah mengidentifikasi wilayah potensial pengembangan tambak garam, salah satunya Indramayu, Jawa Barat. 

 

Victor menyebut Indramayu akan menjadi fokus utama pembangunan infrastruktur, pelatihan petambak, dan akses pembiayaan. Luas lahan produktif di Indramayu sendiri pada tahun 2024 sebesar 1.445,65 hektar dengan total produksi sebesar 135.891,10 ton (produktivitas 94 ton per hektare. 

 

"Sementara stok saat ini sebesar 25 ribu ton tersebar di empat kecamatan Krangkeng, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol," lanjut Victor. 

 

Selain mengidentifikasi wilayah, KKP mendorong inovasi teknologi dalam proses produksi garam. Penggunaan metode geomembran, misalnya, telah terbukti meningkatkan kualitas dan kuantitas garam yang dihasilkan oleh petambak lokal.

 

Mulai 2025, Victor sampaikan, KKP akan melakukan terobosan berupa modelling ekstensifikasi tambak garam di NTT dengan target 2.500 hektare. Inisiasi tersebut menggunakan metode konvensional yang dilengkapi dengan penerapan mekanisasi panen, dan intensifikasi melalui modernisasi teknologi produksi garam dengan target 1.800 hektare melalui metode concentrated brine di lima provinsi, termasuk Jawa Barat.

 

“Pada 2024, produksi garam rakyat mencapai 2,04 juta ton, melebihi target produksi 2 juta ton. Ini menunjukkan bahwa program pengembangan tambak garam telah berjalan sesuai rencana," kata Victor.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement