Kamis 02 Jan 2025 10:10 WIB

IHSG Hijau pada Pembukaan Perdagangan Tahun 2025, Rupiah Loyo 

IHSG diperkirakan bergerak menguat terbatas pada awal tahun ini.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Logo Bursa Efek Indonesia terlihat saat seremonial pembukaan perdagangan BEI tahun 2025. Pembukaan perdagangan dilakukan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Foto: Republika/Eva Rianti
Logo Bursa Efek Indonesia terlihat saat seremonial pembukaan perdagangan BEI tahun 2025. Pembukaan perdagangan dilakukan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau dibuka hijau pada awal pembukaan perdagangan tahun 2025, Kamis (2/1/2025). IHSG menguat 0,29 persen menuju ke posisi 7.100 pada pembukaan perdagangan Kamis, 2 Januari 2024 pukul 09.00 WIB. 

"Pada awal tahun 2025 ini, IHSG diperkirakan bergerak menguat terbatas," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Sementara itu, terpisah, nilai tukar mata uang rupiah mengalami pelemahan 0,48 persen atau 77 poin menuju level Rp 16.209 per dolar AS. Rupiah bertengger di level Rp 16.000 per dolar AS sejak pertengahan Desember 2024 lalu. 

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mewakili Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2025 di Gedung BEI, Jakarta pada Kamis (2/1/2025). Seremonial pembukaan perdagangan BEI dilakukan bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dan para petinggi lainnya. 

Sebelumnya berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 0,62 persen atau 43,33 poin ke posisi 7.079,90 saat penutupan perdagangan terakhir 2024, Selasa (30/12/2024. Secara kumulatif, indeks melemah 2,65 persen sepanjang tahun 2024.

Dari dalam negeri, pemerintah akhirnya mengumumkan penetapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen hanya untuk barang mewah dan untuk barang sehari-hari yang menjadi kebutuhan masyarakat umum dipastikan tidak terdampak PPN 12 persen.

Kategori barang mewah yang dimaksud tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 15 tahun 2023.

Pelaku pasar akan disuguhi sentimen penting pada sesi perdagangan perdana 2025, diantaranya data inflasi dan Purchasing Manager Indexs (PMI) Indonesia yang merupakan indikator penting ekonomi.

Konsensus memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode Desember 2024 akan naik atau mengalami inflasi secara bulanan sebesar 0,47 persen month to month (mtm) dan 1,61 persen year on year (yoy).

Pada hari ini juga, akan terdapat rilis data PMI Manufaktur Indonesia periode Desember 2024 yang diperkirakan akan berada di zona ekspansi, apabila terjadi, menjadi pertama kali sejak lima bulan beruntun berada di zona kontraksi.

Dari mancanegara, untuk 2025, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas 50 basis poin.

Pelaku pasar diperkirakan akan mencermati valuasi yang tinggi dan ketidakpastian seputar kebijakan pajak dan tarif dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.

Investor kini menunggu katalis baru untuk menggerakkan harga indeks. January effect menjadi salah satu yang diharapkan akan terjadi di 2025

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) cemerlang sepanjang 2024 karena didorong oleh performa dari sektor teknologi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement