REPUBLIKA.CO.ID,Sebanyak 163 warga negara China bekerja dalam "kondisi seperti perbudakan" di lokasi konstruksi untuk pabrik milik produsen kendaraan listrik China BYD. Pejabat Brasil menemukan kondisi menyedihkan tersebut di konstruksi pabrik BYD yang berlokasi di negara bagian Bahia, Brasil.
Kantor kejaksaan ketenagakerjaan Brasil dalam konferensi pers Senin (24/12/2024) menyebutkan para pekerja tersebut dipekerjakan dari Tiongkok oleh perusahaan lain dan dibawa ke Brasil secara tidak teratur. “Mereka bekerja selama berjam-jam, melebihi jam kerja yang diizinkan oleh hukum Brasil,” kata inspektur ketenagakerjaan Brasil, Liane Durao.
Menurutnya terkadang mereka bekerja selama tujuh hari seminggu penuh, dan ditempatkan dalam kondisi yang merendahkan martabat di akomodasi mereka. Kondisi juga merupakan di antara pelanggaran ketenagakerjaan lainnya.
Otoritas ketenagakerjaan tidak mengungkapkan nama-nama perusahaan yang terlibat dalam perekrutan para pekerja tersebut.
Di Brasil, "kondisi seperti perbudakan" mencakup kerja paksa, tetapi juga mencakup ikatan utang, kondisi kerja yang merendahkan martabat, jam kerja panjang yang menimbulkan risiko bagi kesehatan pekerja, dan pekerjaan apa pun yang melanggar martabat manusia.
“Para pekerja harus meminta izin untuk meninggalkan tempat tinggal mereka, dan setidaknya 107 orang juga paspornya ditahan oleh majikan mereka,” kata Liane Durao, seraya menambahkan bahwa kondisi di tempat kerja itu berbahaya.
"Kami menemukan bahwa pekerjaan ... 163 pekerja ini, dilakukan dalam kondisi seperti perbudakan," katanya. "Kondisi keselamatan minimum tidak terpenuhi di lingkungan kerja," kata Durao.
Operasi masih berlangsung, kata Durao, dan denda belum dikeluarkan.
Ini Penjelasan BYD