Jumat 29 Nov 2024 14:55 WIB

Menimbang Berbagai Jenis Investasi, Antara Progresif Hingga Moderat Beserta Risikonya

Bank bjb menawarkan berbagai produk investasi surat berharga.

Investor memantau perdagangan saham di komputer miliknya. Bank bjb, paling anyar, menawarkan berbagai produk investasi surat berharga seperti Sustainablility Bond, dan Surat Berharga Perpetual.
Foto: dok Bjb
Investor memantau perdagangan saham di komputer miliknya. Bank bjb, paling anyar, menawarkan berbagai produk investasi surat berharga seperti Sustainablility Bond, dan Surat Berharga Perpetual.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tammi, seorang karyawan swasta, sedang duduk di teras rumahnya, memandangi ponselnya sambil membaca tentang berbagai jenis investasi. Tabungannya sudah cukup untuk mulai berinvestasi, tapi dia merasa bingung. Ada begitu banyak pilihan, dari saham, reksadana, hingga surat berharga. Ia tidak tahu harus memilih investasi apa. Ia hanya ingin uangnya bertumbuh, tetapi tetap aman.

Kebingungan Tammi, boleh jadi dirasakan banyak masyarakat lain, ketika hendak memilih produk investasi. Sejatinya, sebelum memilih produk investasi, seseroang perlu mengenal betul karakteristik atau kemampuan menoleransi risiko investasi.

Baca Juga

Apakah ia tipe investor agresif, biasanya memilih produk saham, dengan potensi return besar disertai risiko tinggi, terutama penurunan harga sahamnya. Atau, cenderung investor yang memilih rasa tenang, namun dengan imbal hasil lebih moderat. Jika masuk karakter kedua, pilihan investasi surat berharga bisa menjadi pilihan.

Sejatinya, saat ini, investasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Menyimpan uang di rekening tabungan saja tidak cukup karena inflasi bisa mengurangi nilainya. Uang yang menganggur tidak akan berkembang, dan lama-kelamaan, daya belinya berkurang. Nah, investasi merupakan salah satu cara untuk melindungi nilai uang yang dimiliki, sekaligus memperbesar potensi kekayaan di masa depan.

Apalagi di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, berinvestasi menjadi langkah penting. Ekonomi global sering kali berfluktuasi, dan masyarakat perlu memastikan bahwa aset yang dimiliki tetap aman. Dengan investasi, kita bisa lebih siap menghadapi berbagai tantangan ekonomi.

Namun, memilih investasi tidak bisa sembarangan. Setiap produk investasi memiliki karakteristik yang berbeda, dan penting untuk memahami kondisi pasar. Ada kalanya, perlu masuk ke investasi yang agresif, seperti saham, untuk mendapatkan keuntungan besar. Di sisi lain, keamanan modal juga harus menjadi prioritas, sehingga investasi seperti obligasi atau surat berharga, bahkan reksadana bisa menjadi pilihan.

Hal penting lainnya, memastikan kesiapan finansial sebelum berinvestasi. Pastikan sudah memiliki dana darurat untuk kebutuhan mendesak. Jangan sampai uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari terpakai untuk investasi.

Pilihan investasi saat ini sangat beragam. Saham, misalnya, cocok bagi mereka yang berani mengambil risiko tinggi untuk potensi keuntungan besar. Dengan memiliki saham, seseorang berkesempatan untuk mendapatkan dividen dan keuntungan dari kenaikan harga saham.

Bagi yang ingin lebih praktis, reksadana boleh jadi pilihan yang menarik. Dalam reksadana, dana dikelola oleh manajer investasi profesional. Sehingga tidak perlu repot memantau pasar setiap hari karena semua sudah diurus oleh ahlinya.

Surat berharga atau obligasi juga merupakan alternatif investasi yang stabil. Produk ini memberikan keuntungan dalam bentuk kupon secara rutin, sehingga cocok bagi yang mengutamakan pendapatan tetap. Selain itu, obligasi dari perusahaan dengan peringkat kredit tinggi memiliki risiko lebih rendah dibandingkan saham, sehingga relatif aman untuk diversifikasi portofolio.

Selain saham, reksa dana, dan obligasi, surat berharga juga patut dipertimbangkan. Instrumen ini sering kali diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan, sehingga lebih terjamin keamanannya. Surat berharga memberikan keuntungan berupa pendapatan tetap dan potensi kenaikan nilai, sehingga ideal untuk investor yang ingin investasi jangka panjang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement