REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad, mengungkapkan bahwa lembaga yang akan mengelola dana investasi negara, Danantara, saat ini tengah dipersiapkan dengan matang. Menurutnya, peraturan terkait Danantara sedang disusun dan diharapkan dapat segera ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Peraturan sedang dipersiapkan, doakan saja, mudah-mudahan pertengahan ini lah," ujarnya saat ditemui wartawan di Jakarta, Kamis (28/11/2024) malam.
Muliaman mengatakan, proses peluncuran Danantara akan segera dilakukan setelah Presiden Prabowo memberikan waktu luang, dengan kemungkinan peluncuran pada akhir tahun ini. Danantara sendiri akan menjadi langkah strategis dalam mengonsolidasikan aset-aset negara yang selama ini terpisah, untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang ada.
Danantara akan berfokus pada konsolidasi dan leverage aset negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "Danantara ini harus dikelola secara profesional, transparan, mengedepankan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance), sehingga tentu saja juga menjadi partner investor luar dan dalam negeri yang kredibel," ujar Muliaman.
Tanpa penerapan prinsip ini, menurutnya, tujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan sulit tercapai. Dalam menjalankan misinya, Danantara akan menggabungkan berbagai aset negara, yang memungkinkan untuk melakukan leverage guna mendukung perekonomian Indonesia. Dengan skala ekonomi yang lebih besar, Danantara diharapkan dapat mengeluarkan surat utang dengan biaya yang lebih murah dan efisiensi operasional yang lebih terjamin.
Saat ditanya apakah model Danantara lebih mirip dengan Temasek dari Singapura atau Kazanah Nasional dari Malaysia, Muliaman menjelaskan, Danantara mengadopsi konsep gabungan dari kedua model tersebut, namun disesuaikan dengan kondisi ekonomi Indonesia. “Keduanya memiliki kesamaan dalam mengelola aset negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi, namun kami akan sesuaikan dengan kondisi Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyampaikan, Danantara memiliki visi untuk menjadi sovereign wealth fund (SWF) terbesar keempat di dunia. Dengan aset awal yang diperkirakan mencapai 600 miliar dolar AS yang berasal dari tujuh BUMN besar Indonesia serta Indonesia Investment Authority (INA), Danantara siap mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya transparansi, tata kelola yang baik, dan pemilihan manajemen yang profesional dalam menjalankan Danantara. Danantara diharapkan tidak hanya mengelola aset negara secara efisien, tetapi juga menjadi katalisator untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas dalam lima tahun ke depan.
Dengan konsolidasi yang terintegrasi, Danantara berpotensi meningkatkan daya saing global Indonesia dan mendukung program-program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.