REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mencatatkan pencapaian luar biasa di tahun 2024 dengan menggandakan kapasitas produksi dan mencatat efisiensi biaya hingga 6 persen. Pencapaian ini didukung oleh investasi strategis dalam pembangunan pabrik baru serta fokus pada optimalisasi operasional.
Direktur Operasional SBMA, Julianto Setyoadji, menyebutkan bahwa sepanjang sembilan bulan pertama 2024, pendapatan perusahaan meningkat 15 persen menjadi Rp 97 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Ini hasil dari langkah strategis kami dalam meningkatkan efisiensi dan memperluas pasar,” ungkap Julianto dalam paparan publik, Selasa (19/11/2024).
SBMA sukses meningkatkan produksi manufaktur liquid hingga dua kali lipat melalui pengoperasian penuh pabrik baru dengan kapasitas 50 ton per hari. Hal ini memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, terutama dari sektor konstruksi, fabrikasi logam, dan manufaktur.
Kunci Pertumbuhan
Julianto menjelaskan, sejak pengoperasian pabrik baru pada Juni 2023, SBMA telah berhasil mengurangi biaya produksi sebesar 6 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Efisiensi ini diharapkan berlanjut hingga akhir tahun dan sepanjang 2025. Dengan teknologi terbaru dan kapasitas produksi yang lebih besar, SBMA berkomitmen menyediakan produk berkualitas tinggi untuk pelanggan, termasuk gas medis, produk gas khusus, serta layanan seperti leak test dan vacuum test.
“Inovasi terus kami lakukan, termasuk integrasi teknologi informasi, sistem pelacakan real-time, dan distribusi berbasis IoT untuk memastikan layanan yang aman, efisien, dan responsif,” tuturnya.
SBMA melihat peluang besar dari industrialisasi dan pembangunan infrastruktur yang tengah berkembang pesat di Indonesia. Wakil Direktur Utama SBMA, Welly Sumanteri, menegaskan bahwa pertumbuhan sektor konstruksi, tambang, dan minyak bumi menjadi pasar potensial bagi perusahaan.
“Kami optimis dengan kontribusi SBMA dalam mendukung proyek strategis, seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), RDMP, dan proyek infrastruktur lainnya di Kalimantan,” kata Welly.
SBMA juga aktif menjalin kemitraan strategis dengan pelaku industri melalui keanggotaan di Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kalimantan Timur. Langkah ini semakin memperkuat hubungan perusahaan dengan berbagai sektor, sekaligus membuka peluang bisnis baru.
Dengan kinerja solid di 2024, SBMA yakin pertumbuhan berkelanjutan akan tercapai pada 2025. Investasi strategis pada alat kerja transportasi dan fasilitas pabrik diyakini mampu mendukung fleksibilitas produksi dan distribusi.
“Kami terus berupaya memberikan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan klien, sekaligus menjaga kecepatan adaptasi terhadap perubahan pasar dan regulasi,” ujar Welly.
Melalui langkah strategis ini, SBMA tak hanya mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri gas nasional. “Kami siap menjadi mitra terpercaya dalam menghadapi era baru industrialisasi Indonesia,” tutup Welly.