REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan, seiring dengan prediksi pergerakan inflasi Indonesia yang kemungkinan akan bergerak stabil pada 2024 dan 2025.
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 42,50 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 15.584 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis (24/10/2024). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp15.626,5 per dolar AS.
“International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia akan stabil berada di level 2,3 persen hingga akhir tahun 2024. Adapun dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2024 yang di terbitkan IMF inflasi Indonesia di tahun 2025 diramal di level 2,5 persen,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, menjelaskan sejumlah faktor yang memengaruhi penguatan rupiah.
Sementara itu, lanjutnya, untuk tingkat inflasi global diproyeksikan mencapai 3,5 persen pada akhir 2025, di bawah tingkat rata-rata 3,6 persen pada tahun 2000 dan 2019. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan akan tetap stabil pada 3,2 persen pada 2024 dan 2025.
“Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mengatakan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global mereda, didukung pelonggaran kebijakan moneter beberapa negara utama merespons tekanan inflasi yang melambat,” ujarnya.
Adapun, Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi pada 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi. Yang mana Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 1,84 persen (yoy) pada September 2024. Inflasi inti tercatat sebesar 2,09 persen yoy, sementara inflasi volatile food (VF) terus menurun menjadi 1,43 persen yoy.