Selasa 22 Oct 2024 17:14 WIB

Pasar Pesimistis pada Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Rupiah Lesu

Rupiah melemah 63,50 poin atau 0,41 persen menuju level Rp 15.567 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Rupiah pada Selasa (22/10/2024) melemah 63,50 poin atau 0,41 persen menuju level Rp 15.567 per dolar AS.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Rupiah pada Selasa (22/10/2024) melemah 63,50 poin atau 0,41 persen menuju level Rp 15.567 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada Selasa (22/10/2024) mengalami pelemahan, didorong faktor pesimistis pasar terhadap target pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan Prabowo Subianto yang mencapai hingga 8 persen. Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 63,50 poin atau 0,41 persen menuju level Rp 15.567 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (22/10/2024).

Pelemahan berlanjut, meski sempat mengalami penguatan pada hari H pelantikan Prabowo pada Ahad (20/10) akibat pidatonya yang mendapat respons positif dari pasar. Lantas pada Senin (21/10), rupiah melorot usai pelantikan Kabinet Merah Putih yang komposisinya gemuk. 

Baca Juga

“Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih perlu langsung bekerja menyelesaikan setumpuk pekerjaan rumah dan memenuhi janji kampanyenya. Salah satu janji dalam kampanyenya adalah mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap. Namun, target pertumbuhan ekonomi ini tidak mudah,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Selasa (22/10/2024).

Ibrahim menyebut, target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen memang menjadi PR besar bagi Prabowo-Gibran bersama dengan ‘para pembantu’-nya dalam kementerian/lembaga yang gemoy. Sehingga harus merancang dan menjalankan strategi yang terbaik. 

“Tugas mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut juga menjadi pertaruhan kinerja oleh tim ’jumbo’ Kabinet Merah Putih. Terlebih, sebagian menteri tidak berasal dari kalangan profesional, namun juga dari kalangan partai politik. Dari 48 menteri yang dilantik Prabowo, terdapat 24 menteri yang berasal dari partai politik. Adapun dari 56 wakil menteri, 18 di antaranya berasal dari parpol,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Ibrahim menuturkan, ada sejumlah poin yang perlu menjadi prioritas pemerintah Prabowo. Di antaranya, penanganan daya beli masyarakat, penciptaan lapangan kerja, hingga memperbaiki kualitas institusi. 

“Persoalan tersebut perlu segera ditangani oleh Prabowo beserta jajarannya. Sebab jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan, deindustrialisasi berlanjut, hingga daya beli masyarakat semakin rendah,” terangnya.

Selain itu, lanjutnya, memasuki akhir 2024 resiko ketidakpastian pasar keuangan global kembali  meningkat imbas ketegangan geopolitik antara Israel, Hamas dan Hizbullah, bahkan memasukkan konfrontasi antara Israel dengan Iran. 

“Ekskalasi cukup tinggi dari skala geopolitik, sehingga mempengaruhi dinamika pasar keuangan global, maka pemerintah Prabowo akan terus mewaspadai dan memonitor dampak rambatannya terhadap perekonomian kita,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement