Kamis 10 Oct 2024 16:12 WIB

Sudah Kuasai Pasar Industri Semen Indonesia, Ini Tekad SIG Selanjutnya

SIG berhasil menjaga rata-rata margin Ebitda sebesar 21 persen hingga 22 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi produk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).
Foto: dok SIG
Ilustrasi produk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG berhasil menjaga laju kinerja dengan baik dalam lima tahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir. Senior Vice President Project Management Office SIG Boy Aditya Prakasa mengatakan pertumbuhan kinerja perusahaan merupakan pencapaian positif di tengah tantangan situasi pandemi hingga ketidakpastian ekonomi global.

"Dengan berbagai tantangan yang ada, SIG tetap menjadi market leader (pemimpin pasar) industri semen di Indonesia," ujar Boy dalam media briefing penguatan BUMN menuju Indonesia Emas bertajuk "Strategi BUMN untuk Penuhi Kebutuhan Rumah Murah bagi Rakyat" di Sarinah, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Baca Juga

Boy mengatakan SIG berhasil menjaga rata-rata margin Ebitda sebesar 21 persen hingga 22 persen selama periode kedua pemerintahan Jokowi. Sebagai perbandingan, lanjut Boy, rata-rata margin Ebitda SIG lebih tinggi dibandingkan perusahaan-perusahaan semen di Cina maupun Jepang.

"Capaian ini tak lepas dari program infrastruktur pemerintahan Jokowi yang mendorong permintaan semen untuk konstruksi," ucap Boy.

Boy memastikan SIG tak hanya puas menjadi pemimpin pasar industri semen dalam negeri dan bertekad menjadi national building material. Boy menyampaikan SIG pun telah melakukan sejumlah transformasi dalam mengoptimalkan potensi semen hijau hingga produk-produk turunan milik SIG.

Boy mengatakan semen hijau merupakan solusi terbaik dalam pembangunan yang ramah lingkungan. Boy menyebut semen hijau berasal dari bahan dasar dan proses produksi yang memiliki emisi karbon rendah.

"Penggunaan semen hijau dalam proyek pemerintah dan swasta ini menciptakan kondisi win-win buat lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi kontraktor," sambung Boy.

Boy mengatakan penggunaan semen hijau bisa menjadi pilihan bagi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah masyarakat. Dengan semen hijau, lanjut Boy, SIG berhasil membangun rumah tapak dengan teknologi interlock brick di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Contoh rumah IKN itu kami bisa bangun dalam 15 hari dengan teknologi interlock brick. Ini rumah murah, tapi tidak murahan," lanjut Boy.

Boy menyampaikan rumah dengan teknologi interlock brick memiliki kualitas yang baik karena tahan gempa dan terlihat lebih estetik dibandingkan model konvensional yang masih menggunakan acian.

"Waktu membangunya lebih cepat sehingga ongkos lain bisa lebih rendah. Tinggal mendapat dukungan fasilitas perbankan agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat," kata Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement