Jumat 27 Sep 2024 17:58 WIB

Kinerja Aset ANTAM Meningkat Signifikan dalam Empat Tahun Terakhir

ANTAM mencatat total aset Rp 42,85 triliun, meningkat 27 persen dibandingkan 2022.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Gedung Antam.
Foto: Dok Republika
Gedung Antam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk, anggota dari PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (MIND ID), BUMN Holding Industri Pertambangan, terus mencatatkan peningkatan kinerja yang positif dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Kinerja tersebut terlihat dari pertumbuhan total aset perusahaan sejak 2020 hingga 2023, yang meningkat sebesar 35 persen, dengan CAGR mencapai 10,5 persen. 

Pada tahun 2020, aset ANTAM tercatat sebesar Rp31,729 triliun, naik menjadi Rp 32,916 triliun pada 2021. Pada tahun 2023 Antam kembali mencatatkan kenaikan aset mencapai Rp 42,85 triliun, mengalami lonjakan sebesar 27 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 33,64 triliun.

Baca Juga

Hingga semester I 2024, aset ANTAM telah mencapai Rp 39,18 triliun, kenaikan aset tersebut menandakan stabilitas pertumbuhan perusahaan.

Faisal Alkadrie, Sekretaris Perusahaan ANTAM, menyatakan bahwa pencapaian ini dapat diraih melalui pengendalian biaya yang ketat, serta optimalisasi kinerja produksi dan penjualan produk utama ANTAM, yakni nikel, emas, dan bauksit.

"Performa profitabilitas ANTAM tercermin dari capaian laba tahun berjalan pada 2023 yang mencapai Rp3,08 triliun," ungkap Faisal.

Tingkat produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM turut mendukung capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang mencapai Rp 6,55 triliun pada 2023. 

ANTAM juga berhasil mempertahankan profitabilitas dengan laba kotor sebesar Rp 6,31 triliun dan laba usaha sebesar Rp 2,62 triliun. 

Secara keseluruhan, sepanjang 2023, ANTAM mencatat total aset sebesar Rp 42,85 triliun, meningkat 27 persen dibandingkan 2022. 

Hal ini memperkuat saldo kas dan setara kas perusahaan, yang pada akhir 2023 mencapai Rp 9,21 triliun, meningkat signifikan sebesar 106 persen dari Rp 4,48 triliun pada 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement