REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemangkasan tingkat suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,74-5 persen pada FOMC September 2024 memberi dampak positif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Saat ini rupiah terpantau kian perkasa bergerak di level Rp 15.070-an per dolar AS.
Mengutip Bloomberg pada sekira pukul 13.25 WIB, rupiah menguat 164,5 poin atau 1,08 persen menuju level Rp 15.074 per dolar AS. Pengamat menilai, pergerakan rupiah akan terus menguat sepanjang bulan ini.
“Siap-siap rupiah akhir September ke Rp 14.700 per dolar AS. Saat ini (sekira pukul 09.45 WIB) sudah di Rp 15.090 per dolar AS,” kata Pengamat mata uang yang juga Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (20/9/2024).
Ibrahim menjelaskan, penguatan mata uang Garuda terjadi seiring dengan kebijakan penurunan suku bunga The Fed atau FFR. Pemangkasan suku bunga The Fed dilakukan karena adanya keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan terus surut ke target tahunan bank sentral AS sebesar 2 persen.
Bahkan, lanjut Ibrahim, para pembuat kebijakan melihat suku bunga acuan Fed turun 50 bps lagi pada akhir tahun 2024, 100 bps lagi pada 2025, dan 50 bps lagi pada 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75-3 persen.
Sementara itu, sentimen dalam negeri yang paling utama tak lain karena Bank Indonesia (BI) secara berani mengawali pemangkasan suku bunga sebelum keputusan The Fed diumumkan. BI diketahui memangkas suku bunga sebesar 25 bps dai 6,25 persen menjadi 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (FGD) 17-18 September 2024.
"Jika ekspektasi inflasi mengarah ke target sasaran yang 2,5 persen dan kurs rupiah tetap stabil, masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan. Kebijakan itu menjadi stimulus perekonomian dari jalur kebijakan moneter yang tetap pro-growth," terangnya.