Jumat 06 Sep 2024 06:54 WIB

Krakatau Steel Lanjutkan Program Restrukturisasi Utang untuk Penyehatan Keuangan

Pemegang saham menyetujui Program Rencana Penyehatan Keuangan (RPK).

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten.
Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Krakatau Steel (Persero) membukukan pendapatan sebesar 1,45 miliar dolar AS atau sekitar Rp 22,45 triliun. Hal ini disampaikan Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo dalam pemaparan laporan keuangan tahun buku 2023 pada Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

"Dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan enam persen dibanding tahun lalu menjadi senilai 125,33 juta dolar AS atau setara Rp 1,94 triliun di 2023 dan ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai 41,41 juta dolar AS atau setara Rp 0,64 triliun," ujar Purwono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Baca Juga

Dalam keputusan rapat, lanjut Purwono, pemegang saham menyetujui Program Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) Perseroan sebagai langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal dan kinerja perseroan. Program RPK ini akan mampu menstabilkan posisi keuangan dengan melaksanakan restrukturisasi utang lanjutan ini.

Purwono menyampaikan program penyelesaian utang yang tercantum dalam RPK perseroan adalah melalui optimalisasi kinerja operasional bisnis baja melalui pengoperasian HSM 1 secara optimal, optimalisasi aset tetap berupa lahan dan divestasi saham perseroan di entitas anak usaha dan asosiasi, serta melakukan fundraising dari optimalisasi kepemilikan saham perseroan di entitas anak usaha dan asosiasi di masa mendatang

"Dengan restrukturisasi utang ini menjadikan perseroan dapat terus menjalankan komitmen untuk kewajiban penyelesaian utang serta menjaga keberlangsungan usaha," sambung Purwono.

Purwono menyampaikan Krakatau Steel juga berhasil menurunkan total liabilitas sebesar 10 persen dari 2,61 miliar dolar AS menjadi 2,35 miliar dolar AS pada 2023. Hal ini karena adanya pembayaran sebagian pokok hutang Tranche A dan Tranche B sebesar 283,78 juta dolar AS yang bersumber dari divestasi anak perusahaan maupun optimalisasi lahan.

"Hingga saat ini kami masih terus berupaya mempertahankan pencapaian kinerja terlihat dengan arus kas perseroan yang masih dapat kami jaga tetap positif dengan saldo kas akhir tahun 2023 senilai 102,7 juta dolar AS atau setara Rp 1,58 triliun atau naik 30 persen dibandingkan 2022," ucap Purwono.

Perseroan, sambung Purwono, saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM 1. Perbaikan fasilitas HSM 1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada kuartal IV 2024.

"Prioritas Krakatau Steel saat ini adalah tetap berupaya menjaga kinerja dengan menyelesaikan perbaikan fasilitas HSM 1 sesuai dengan jadwal dan sejalan dengan hal tersebut, Krakatau Steel juga sedang menyelesaikan restrukturisasi lanjutan atas sisa utang dengan para kreditur dan pemegang saham," kata Purwono.

Berikut susunan anggota direksi dan dewan komisaris Krakatau Steel per 5 September 2024:

Direksi

Direktur Utama : Purwono Widodo

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko : Tardi

Direktur Komersial : Muhamad Akbar

Direktur SDM : Sriyani Puspa Kinasih

Direktur Pengembangan Bisnis & Portofolio : Agus Nizar Vidiansyah

Direktur Infrastruktur & Penunjang Bisnis : Djoko Muljono

Komisaris

Komisaris Utama : Suhanto

Komisaris : I Gusti Putu Suryawirawan

Komisaris : Yudha Mediawan

Komisaris Independen : Tjuk Agus Minahasa

Komisaris Independen : David Pajung

Komisaris Independen : Isfan Fajar Satryo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement