Rabu 31 Jul 2024 09:24 WIB

Analis: Pilpres AS 2024 Berpotensi Goyang Saham Energi di RI

China berperan penting sebagai konsumen terbesar minyak di tingkat global.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kandidat presiden dari Partai Republik yang juga Presiden AS periode 2016-2020, Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Kandidat presiden dari Partai Republik yang juga Presiden AS periode 2016-2020, Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati menyampaika, Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024 berpotensi menjadi salah satu katalis yang mempengaruhi saham sektor energi di Indonesia, seperti batu bara, minyak, dan crude palm oil (CPO).

Alasannya, yaitu adanya kebijakan dari calon presiden Donald Trump maupun Kamala Harris yang berjanji akan menaikkan tarif impor produk berasal dari China. "Permintaan barang dari China yang terbatas akan membuat ekonomi China melandai. Ini akan mempengaruhi permintaan bahan bakar untuk manufaktur China dan berdampak ke permintaan energi," ujar Ike di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Baca: Lawatan ke Turki, Prabowo Dijadwalkan Bertemu Presiden Erdogan

Ike menjelaskan, China berperan penting sebagai konsumen terbesar minyak di tingkat global. Sehingga melandainya perekonomian mereka dikhawatirkan mengganggu permintaan minyak dan mempengaruhi harga minyak.

"China ini salah satu konsumen utama, selain batu bara juga konsumen terbesar untuk minyak mentah. Jadi, kami melihat Timur Tengah dan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) tidak bisa serta merta melakukan penambahan produksi sekarang, karena kalau produksi dinaikkan harga bisa anjlok. OPEC akan melangsungkan pertemuannya pada 1 Agustus 2024," jelas Ike.

Seiring dengan itu, Ike menjelaskan, prospek sektor CPO juga sedang mengalami pelemahan. Hal itu seiring pasokan yang berlebih, ditambah melemahnya pasar eksternal termasuk penurunan harga minyak kedelai dan minyak mentah yang ikut menekan harga kelapa sawit.

Namun demikian, Ike melihat, adanya Festival Diwali terbesar di India pada Agustus dan September 2024, berpotensi akan mengerek permintaan CPO. Sehingga akhirnya dapat menopang kenaikan harga CPO.

"Saat Diwali, biasanya permintaan untuk CPO itu akan melonjak tinggi yang akan menstabilkan dari sisi supply dan demand. Jadi, pada saat permintaannya melonjak tinggi, akan mengerek dari sisi harga. Jadi untuk saham-saham CPO boleh kita jadikan salah satu perhatian," ujar Ike.

Dari sektor energi dalam negeri, Ike pun merekomendasikan untuk memperhatikan sejumlah saham menarik. Di antaranya, ADRO, PTBA, INDY, LSIP, SSMS, dan SIMP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement