REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyampaikan perkembangaan terkait usaha mikro kecil pada semester I 2024. Nilai investasi dari aktivitas ini menyentuh angka Rp 127 triliun.
Pembagiannya Rp 72,2 triliun dari sektor mikro. Kemudian Rp 54,8 triliun sektor kecil. Sebanyak 2.411.350 proyek dihasilkan dari adanya investasi ini.
Aktivitas tersebut menyerap 4.696.618 tenaga kerja. Pembagiannya dari sektor mikro 778.110 orang, kemudian dari sektor kecil, 3.918.508 orang. Bahlil berharap pihak jasa keuangan lebih mendukung aktivitas UMK tersebut.
"UMKM berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja yang gila, sekitar 4 jutaan (orang). Jadi kalau modal kita kasih tambah lagi, perbankan bisa memfasilitasi, maka ini sebagai instrumen yang paling bagus untuk penciptaan lapangan pekerjaan, sekalipun upahnya masih UMR, tapi sangat luar biasa. GDP kita itu 60 persen UMKM," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Ia mendorong kolaborasi antar pelaku UMKM ke depannya. Kebetulan, lanjut dia, di Kementerian Investasi sudah memiliki aturan untuk mendukung sektor tersebut. Ada Permen yang bunyinya setiap pengusaha atau investor yang masuk, wajib berkolaborasi dengan penguasaha daerah atau UMKM.
Pertanyaannya, dari Usaha Mikro Kecil yang sudah dipaparkan di atas, subsektor apa saja yang berada di kelompok teratas sebagai ladang investasi. Tepatnya pada semester I 2024 ini. Pertama dari bidang perdagangan dan reparasi.
Dana Rp 46,5 triliun mengalir di lini tersebut. Kemudian terdapat 994.149 proyek. Berikutnya, dari sektor jaas. Dana Rp 24,8 triliun berputar di aktivitas jas, berupa 234.552 proyek.
Berlanjut ke usaha hotel dan restoran. Aktivitas ini menghasilkan dana investasi sebesar Rp 13 triliun dan 48.040 proyek. Berikutnya konstruksi (Rp 11,9 triliun/64.246 proyek), terakhir tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan. Ini lima besar lini yang mendatangkan investasi di sektor Usaha Kecil Mikro, pada semester I 2024.