REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi indeks harga konsumen (IHK) Juni 2024 mengalami deflasi 0,08 persen (mtm), atau secara tahunan menurun menjadi 2,51 persen (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya 2,84 persen (yoy). Sehingga inflasi Juni 2024 tetap terjaga dalam sasaran 2,5+1 persen.
“Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah (pusat dan daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam siaran pers, Senin (1/7/2024).
Tercatat inflasi inti pada Juni 2024 sebesar 0,10 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,17 persen (mtm). Inflasi inti yang lebih rendah tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang terjangkar, termasuk pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha, serta kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik.
Realisasi inflasi inti pada Juni 2024 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan kopi bubuk. Secara tahunan inflasi inti Juni 2024 tercatat sebesar 1,90 persen (yoy), menurun dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,93 persen (yoy).
Adapun, kelompok volatile food melanjutkan deflasi. Kelompok volatile food pada Juni 2024 mengalami deflasi sebesar 0,98% (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,69% (mtm). Deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, tomat dan daging ayam ras.
Penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan, seiring dengan berlanjutnya musim panen dan penurunan harga pakan untuk komoditas daging ayam ras. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 5,96 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,14 persen (yoy).
Sementara itu, kelompok administered prices mengalami inflasi. Kelompok administered prices pada Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,13 persen (mtm).
Inflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh inflasi sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara seiring dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau, serta peningkatan mobilitas saat libur Idul Adha. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,68 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,52 persen (yoy).
Erwin mengungkapkan optimisme BI bahwa inflasi akan terus terjaga sesuai dengan target. “Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5+1 persen pada 2024 dan 2025,” tegasnya.