Jumat 17 May 2024 16:20 WIB

Harga Kripto Rebound, Ini Saran Analis untuk Para Investor

Investor bisa tetap melakukan DCA sambil tunggu suku bunga turun.

Representasi mata uang virtual Ripple, Bitcoin, Etherum, dan Litecoin terlihat pada motherboard PC dalam gambar ilustrasi ini, 14 Februari 2018.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Representasi mata uang virtual Ripple, Bitcoin, Etherum, dan Litecoin terlihat pada motherboard PC dalam gambar ilustrasi ini, 14 Februari 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) berhasil mengerek harga aset kripto. Di kondisi sekarang, investor kripto dapat memanfaatkannya dengan sejumlah strategi.

"Bagi investor pemula, kondisi ini dapat menggambarkan prospek positif di aset kripto dan menjadi momentum yang cukup baik untuk mulai berinvestasi," ungkap Fahmi.

Baca Juga

Investor dapat mempertimbangkan beberapa strategi seperti narrative hopping. Pada strategi ini, investor dapat mencari naratif tertentu yang sedang banyak diminati oleh pasar untuk kemudian melakukan profit taking dan berpindah ke naratif lainnya yang berpotensi akan banyak diminati.

Selain itu, strategi DCA atau dollar cost averaging juga tidak kalah menarik. Khususnya bagi investor yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti perkembangan pasar dan memetakan naratif-naratif yang ada.

 

Strategi DCA di mana investor melakukan pembelian rutin setiap periode tertentu dengan nominal tertentu dapat memberikan investor harga rata-rata yang menarik sambil menunggu tren penurunan suku bunga. Harga rata-rata pembelian tersebut kini tidak perlu dihitung secara manual. Karena investor bisa memantaunya di fitur Investment Insight yang tersedia di Reku.

Selain itu, investor juga bisa memantau holding period, kalendar laba/rugi, hingga akumulasi keuntungan dari seluruh portofolio. "Dengan begitu, investor bisa lebih terinformas tentang performa investasinya dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan," kata Fahmi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement