Kamis 16 May 2024 22:20 WIB

Siap Go Global, Menkop Ajak 15 Startup ke Singapura untuk Temui Global Venture Capital

Menkop menilai global venture capital bisa jadi solusi finansial untuk startup

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis startup lokal siap menjangkau pasar global. Ia mempertemukan 15 startup lokal terkurasi dengan investor global venture capital
Foto: Dok Kemenkop UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis startup lokal siap menjangkau pasar global. Ia mempertemukan 15 startup lokal terkurasi dengan investor global venture capital

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis startup lokal siap menjangkau pasar global. Salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut, ia mempertemukan 15 startup lokal terkurasi dengan investor atau global venture capital pada acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura.

Ia mengatakan, upaya itu merupakan salah satu solusi finansial guna mendukung pertumbuhan startup di Tanah Air. “Pertemuan ini akan membuka kesempatan bagi para startup potensial di Asia, khususnya di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan startup yang besar,” ujar dia dalam keterangan resmi, Kamis (16/5/2024).

Teten menjelaskan, sejak 2023 pihaknya mulai merencanakan program startup Go Global dengan menjalin kolaborasi bersama beberapa negara, seperti Korea, Jepang, Belanda, dan Australia. Menurut diaa, kegiatan seperti ini akan membuka banyak peluang bagi para investor, pemodal ventura atau bank untuk melihat secara langsung ekosistem entrepreneur, kemampuan para startup, potensi pengembangan, kebutuhan pendampingan usaha, serta jejaring di antara semua pihak yang hadir.

Adapun ke-15 CEO/founder dari startup terpilih yang hadir antara lain Dagangan, Bengkel Mania, Djoin, Zendz, Arconesia, Planawood, Qasir, Inspigo, Beli Ayam, Epitlu, Surplus, myECO, MMHC, Silang, serta Crustea. “Saat ini kami aktif mendukung para startup mengembangkan usahanya, karena kami yakin Indonesia perlu menumbuhkan ekonomi baru untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas,” ujar dia.

Indonesia sendiri menjadi negara keenam di dunia dengan jumlah startup terbanyak. Terdapat 2.324 startup pada tahun 2022, dan tumbuh menjadi 2.558 startup pada tahun 2023 atau meningkat sebesar 9,15 persen.

“Jumlah startup di Indonesia terus bertambah, berkat program inkubasi dan pendampingan pembiayaan kami telah membina lebih dari 500 startup dalam tiga tahun terakhir. Dengan tujuan memberikan fondasi yang kuat bagi para startup untuk tumbuh dan bertahan,” kata dia.

Menurut dia, Kemenkop kerap menemui startup yang tidak mampu bertahan dalam masa 3-5 tahun awal membangun usaha. Salah satu penyebabnya yaitu kesulitan mengakses pembiayaan.

“Bank konvensional sering kali tidak bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh para startup, di mana startup kerap mengalami kendala dalam mengakses produk perbankan karena persyaratan yang harus dipenuhi, seperti aset sebagai kolateral. Padahal, startup belum memiliki aset cukup,” kata dia.

Maka, Teten berterima kasih atas kolaborasi antara Kemenkop dengan DBS Digital Economy Group seperti ini, yang menurutnya tidak hanya mampu memberikan solusi finansial, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan inovasi startup.ia menjelaskan, dinamika perkembangan startup melalui empat fase penting yang harus dilalui, yakni kesesuaian solusi masalah, pasar produk, model bisnis, dan keberlanjutan dari waktu ke waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement