Kamis 28 Mar 2024 12:33 WIB

Jokowi Ungkap Peran Bulog Jaga Stabilitas Pangan Lalui Masa Rawan

Bulog sebagai operator pemerintah terus berupaya menjaga ketahanan pangan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga penerima manfaat membawa beras saat penyaluran bantuan sosial (Bansos) cadangan beras pemerintah di Kantor Pos Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Warga penerima manfaat membawa beras saat penyaluran bantuan sosial (Bansos) cadangan beras pemerintah di Kantor Pos Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Tengah melakukan pengecekan ketersediaan di Gudang Bulog Kalangkangan Tolitoli pada Rabu (27/3/2024) dilanjutkan dengan kegiatan penyaluran beras Bantuan Pangan ke 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berasal dari desa-desa di Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan apresiasinya kepada berbagai pihak yang turut andil dalam menjaga ketahanan pangan khususnya Bulog yang berhasil melalui masa rawan dengan baik. Menurut Jokowi, program pemerintah seperti Bantuan Pangan merupakan salah satu bukti yang menunjukan peran positif pemerintah yang senantiasa hadir dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga

"Negara yang lain, gandum naik tinggi sekali, beras naik tinggi sekali, sehingga kalau kita baca dan kita dengar di beberapa negara banyak yang sudah terjadi kekurangan pangan. Kita Alhamdulillah berkat doa Bapak Ibu semuanya, beras kita masih ada. Stok di Bulog juga masih ada sebanyak 1,2 juta ton di seluruh tanah air Indonesia, termasuk di sini," ujar Presiden dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Senada dengan Presiden, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah saat ini tengah bersiap menghadapi minggu terakhir bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Arief juga menekankan pihaknya bersama BUMN bidang pangan dan pemerintah daerah berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan stok pangan strategis agar harga pangan dapat terkendali dan menghindari terjadinya lonjakan harga secara drastis.

"Kemarin rapat persiapan Idul Fitri bersama Bapak Menko PMK dan Bapak Kapolri, kami dari Badan Pangan Nasional telah menghitung melalui proyeksi neraca pangan dan hasilnya proyeksi 12 komoditas pangan strategis kita senantiasa aman dan cukup sampai April mendatang. Tentunya berbagai langkah intervensi telah pemerintah laksanakan demi ketersediaan pasokan bagi masyarakat," ucap Arief.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog Mokhamad Suyamto menerangkan Bulog sebagai operator pemerintah terus melakukan intervensi dalam menjaga ketahanan pangan diantaranya dengan melaksanakan program Bantuan Pangan, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang ketiganya dilaksanakan di seluruh Indonesia. Baginya, Bulog sebagai penjaga ketahanan pangan perlu melakukan upaya yang intens dan strategis untuk menjaga keseimbangan harga baik di tingkat produsen dan konsumen.

"Masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu panik, stok yang ada di gudang Bulog cukup untuk kegiatan stabilisasi maupun Bantuan Pangan. Kemarin-kemarin memang di bulan Februari itu harga sempat tinggi karena memang siklus tahunan  Januari-Februari itu minus, tapi sekarang sudah mulai panen jadi saya yakin harga beras akan semakin turun dan terjangkau oleh masyarakat," kata Suyamto.

Khudoir (63 tahun) warga Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli yang tak lain adalah salah seorang penerima manfaat yang hadir pada kegiatan tersebut bersyukur atas perhatian yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang membutuhkan. Bagi dirinya dan keluarga, beras Bantuan Pangan sejumlah 10 kg per bulan ini sedikit banyak dapat mencukupi kebutuhan konsumsi keluarganya  selama lebih kurang dua minggu atau setengah dari kebutuhan konsumsi bulanan keluarganya.

"Terima kasih banyak-banyak saya ucapkan kepada Bulog yang secara rutin membagikan beras pada masyarakat kecil seperti saya ini. Buat saya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan tidak menentu, beras ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga setiap bulannya. Saya sedih sekali jika beras bantuan ini tidak dilanjutkan," ujar Khudoir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement