REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, masih tingginya harga telur meskipun harga jagung sudah menurun disebabkan karena masih adanya stok yang lama. Menurutnya, penurunan harga produk pertanian membutuhkan waktu yang bisa mencapai normal hingga satu bulan.
"Kan sudah turun harga jagung. (Telur mahal) ya kan masih stok yang lama. Biasanya memang perlu proses, ya, biasanya bisa tiga pekan sampai satu bulan," kata Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Ia menjelaskan, penurunan harga berbagai produk pertanian tidak bisa dilakukan secara instan. Membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus menghabiskan stok produksi yang lama.
"Produk pertanian itu ngga bisa instan hari ini turun, besok turun, ada proses, karena kan perlu proses stok yang lama kan," kata dia.
Sementara itu terkait relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium akan diperpanjang menjadi satu bulan. Arief mengatakan, relaksasi HET beras premium dilakukan agar stok beras di pasaran tetap tersedia.
"Kan sampai 24 ini, 24 kita perpanjang lagi, dari 24 sampai 24 berikutnya lah, karena kan supaya beras itu tetap ada di pasar, sambil sesuaikan GKP untuk turun," ujarnya.
Berdasarkan panel harga di Badan Pangan Nasional per Senin (18/3/2024), harga telur ayam Rp 33.220, harga beras premium di angka Rp 16.480, kemudian beras medium Rp 13.960, bawang merah Rp 35.720, bawang putih bonggol Rp 41.820, cabai merah keriting Rp 55.820, cabai rawit merah Rp 55.850, daging sapi murni Rp 134.370, daging ayam ras Rp 39.500.