REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) sedang membangun Sentra Pengolahan Uang (SPU) dan Depot Kas Utama (DKU) dengan teknologi otomasi terkini untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis dan akuntabilitas pengelolaan uang rupiah.
"Harapannya di 2026, SPU dan DKU akan meningkatkan efisiensi proses bisnis dan akuntabilitas pengelolaan uang rupiah," kata Deputi Gubernur BI Doni P Joewono dalam peluncuran Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2024 di Jakarta, Jumat.
Sentra Pengolahan Uang akan berlokasi di Karawang, sedangkan Depot Kas Utama (DKU) akan berada di Surabaya dan Makassar. "Jadi layanan distribusi bukan lagi di sini, semua akan dipindah ke Karawang," ujar Doni.
Doni menuturkan ke depan tema besar Pengelolaan Uang Rupiah adalah perluasan, pengembangan, serta peningkatan kerja sama antara BI, Bank, Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR), maupun pihak ketiga lainnya guna memastikan ketersediaan uang rupiah di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Tentunya kami akan mereviu blueprint pengelolaan uang sampai 2030 di mana di sana nanti ada perluasan, pengembangan, peningkatan kerja sama," kata dia.
Pengelolaan Uang Rupiah perlu dilakukan dengan baik dalam mendukung terpeliharanya stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran. Pengelolaan Uang Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia ditujukan untuk menjamin tersedianya uang rupiah yang layak edar, denominasi sesuai, tepat waktu sesuai kebutuhan masyarakat, serta aman dari upaya pemalsuan dengan tetap mengedepankan efisiensi dan kepentingan nasional.
Sinergi antara BI, perbankan, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengolahan Uang Tunai Indonesia (APJATIN) diharapkan dapat terus terjalin erat guna memberikan layanan kas prima kepada seluruh masyarakat.