REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- untuk kelima kalinya, Bursa Efek Indonesia Indonesia (BEI) bersama dengan Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women), International Finance Corporation (IFC), Indonesia Global Compact Network (IGCN), dan Indonesia Business Coalition for Women’s Empowerment (IBCWE) menyelenggarakan pembunyian bel untuk kesetaraan gender. Khususnya dalam meningkatkan perhatian tentang peran sektor swasta dalam mendorong pencapaian kesetaraan gender.
Bertemakan Berinvestasi pada Perempuan Mempercepat Kemajuan, acara tersebut menyoroti pentingnya kesetaraan gender sebagai cara terbaik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan setara.
Risa Rustam, Direktur BEI Risa Rustam mengharapkan perusahaan-perusahaan di industri pasar modal Indonesia dapat lebih memberikan dukungan terhadap upaya pemberdayaan perempuan di angkatan kerja. "Kami berharap dukungan ini tidak hanya pada Hari Perempuan Internasional saja, namun juga tercermin dalam aksi nyata sehari-hari untuk memperkuat posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah bisnis dan ekonomi berkelanjutan," kata Risa dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (14/3/2024) lalu.
Berinvestasi pada perempuan menjadi sangat penting seiring dengan situasi global, seperti krisis, konflik, dan perubahan iklim yang memberikan dampak tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan. Satu dari setiap 10 perempuan di dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem dan hanya 61 persen perempuan yang berada dalam angkatan kerja.
"Di Indonesia, partisipasi angkatan kerja perempuan mencapai 54,4 persen, jauh di bawah partisipasi laki-laki," ucap Rista.
Head of Programmes UN Women Indonesia Dwi Faiz mengungkapkan, acara pembunyian bel
menandakan komitmen penuh perusahaan, investor, dan bursa saham untuk mendukung kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan. Acara tersebut telah dilaksanakan secara berturut-turut sejak 2020 di Hari Perempuan Internasional,
"Acara ini menjadi bukti mewujudkan pemberdayaan ekonomi perempuan bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga investasi ekonomi yang cerdas," tutur Dwi.
Sementara itu, Country Manager IFC untuk Ondonesia dan Timor-Leste, Euan Marshal menilai saat ini tidak boleh mengabaikan potensi besar dari pemberdayaan perempuan yang membentuk
setengah dari populasi dunia. Hal tersebut dapat menutup kesenjangan ketenagakerjaan gender bukan hanya kunci untuk mengubah ekonomi global, tetapi juga mendukung penciptaan lapangan kerja, serta mendorong pembangunan berkelanjutan.
“IFC berkomitmen untuk berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan dan mempercepat laju kemajuan, bekerja sama dengan mitra-mitra kami dari bursa saham, regulator, dan mitra pembangunan lainnya di Indonesia," jelas Euan.
Direktur Eksekutif IGCN, Josephine Satyono menyerukan transformatif dengan memahami bahwa berinvestasi pada perempuan bukan hanya keharusan moral namun juga upaya strategis untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan berinvestasi pada perempuan, Josephine menegaskan hal tersebut dapat mempercepat kemajuan, membuka jalan menuju dunia yang lebih sejahtera dan setara.