REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi mengadakan survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran Idul Fitri 2024. Survei tersebut memaparkan sejumlah prediksi daerah asal perjalanan hingga tujuan mudik yang paling banyak dituju maayarakat.
“Untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang),” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (12/3/2024).
Selain itu, hasil survei menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang) dan disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang. Lalu dari Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sedangkan minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api sebesar 20,3 persen atau sebesar 39,32 juta orang dan bus 19,4 persen atau 37,51 juta orang. Lalu menggunakan mobil pribadi 18,3 persen atau sebesar 35,42 juta dan sepeda motor sebesar 16,07 persen (31,12 juta).
“Minat masyarakat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya Covid-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca,” kata Budi menjelaskan.
Perkiraan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau 8 April 2024 bertepatan dengan dimulainya cuti bersama. Pada periode tersebut diprediksi potensi pergerakan 26,6 juta orang atau sebesar 13,7 persen.
Survei tersebut juga memaparkan perkiraan puncak arus balik adalah H+3 yakni 14 April 2024. “Pada periode ini ada potensi pergerakan 41 juta orang atau 21,2 persen,” tutur Budi.
Selain itu, survei juga menunjukan pergerakan mudik masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang. Angka tersebut meningkat dibandingkan potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023, yakni 123,8 juta orang.