Ahad 10 Mar 2024 22:10 WIB

Menparekraf: Inkubasi Bisnis Dukung UMKM Kuliner Masuk Pasar Global

Apalagi kontribusi industri kuliner sebesar 34 persen terhadap PDB 2023.

Menparekraf Sandiaga Uno (ketiga kiri) melihat kuliner yang ditawarkan peserta ADWI 2021 di Kampung Minang Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Sabtu (28/8/2021).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Menparekraf Sandiaga Uno (ketiga kiri) melihat kuliner yang ditawarkan peserta ADWI 2021 di Kampung Minang Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Sabtu (28/8/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, lewat program inkubasi kuliner, pelaku UMKM di Borobudur diharapkan dapat naik kelas hingga ekspor.

"Melalui program inkubasi bisnis kuliner ini kita dorong subsektor kuliner, khususnya produk dari peserta inkubasi ini untuk dapat masuk ke dalam ekosistem ekspor," kata Sandiaga dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (10/3/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan, dari tiga subsektor ekonomi kreatif penyumbang PDB nasional, kuliner masih berada di posisi ketiga setelah kriya dan fesyen.

Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut dia, mencatat kontribusi industri kuliner sebesar 34 persen terhadap PDB 2023. Sementara di sisi konsumsi luar negeri, salah satu yang terbesar adalah pasar haji dan umrah yang nilainya diperkirakan mencapai lebih dari Rp 65 triliun.

"Sebentar lagi juga kita akan masuk dalam momen Ramadhan dan Lebaran dimana subsektor kuliner ini juga akan memiliki banyak peluang penjualan," katanya.

Melalui berbagai materi yang didapatkan peserta dalam program inkubasi diharapkan akan semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para peserta.

"Acara ini kita harapkan dapat semakin mengasah kreativitas dan mengeskalasi penggunaan digitalisasi dalam payung inovasi, adaptasi, dan kolaborasi," kata Sandiaga.

Direktur Industri Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu menjelaskan, program inkubasi kuliner merupakan program dari Kemenparekraf dalam rangka percepatan pertumbuhan usaha di subsektor kuliner melalui pelatihan dan pendampingan selama enam bulan yang kemudian diikuti dengan lokakarya dan business matching.

Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang dilakukan kepada para peserta setelah mengikuti pelatihan, tercatat sebanyak 80 persen peserta omzetnya naik antara Rp 5 juta–Rp 10 juta, 16 persen peserta mengalami peningkatan antara Rp 10 juta–Rp 50 juta dan sekitar 4 persen peserta mendapatkan kenaikan omzet di atas Rp 50 juta.

"Tahun ini kami harapkan para peserta juga dapat mengikuti program lanjutan seperti AKI (Apresiasi Kreasi Indonesia), masuk ke dalam ekosistem ekonomi kreatif yang lebih luas sehingga perkembangannya semakin baik," ujarnya. 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement