Kamis 07 Mar 2024 20:43 WIB

Indonesia-Inggris Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Pengembangan Rantai Pasok

Pertanian butuh rantai pasok efisien, responsif, dan bernilai tambah bagi petani.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memanen cabai merah besar di Kretek, Bantul, Yogyakarta, Rabu (1/11/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petani memanen cabai merah besar di Kretek, Bantul, Yogyakarta, Rabu (1/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan, sektor pertanian memegang peranan penting. Baik dalam rantai pasok nasional maupun global.

Pada kuartal IV 2023, kata dia, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar 11,39 persen terhadap perekonomian Indonesia. Capaian tersebut menempatkan sektor pertanian sebagai sektor terbesar ketiga setelah industri pengolahan (19,08 persen) dan perdagangan (12,96 persen).

Baca Juga

Guna menjaga ketahanan, keberlanjutan ketersediaan pangan, dan pengelolaan rantai pasok, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Kedeputian Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Pertukaran Keahlian Indonesia-Inggris. Tema yang diangkat yakni Ketahanan Pangan Melalui Pengembangan Rantai Pasok.

"Ini bagian dari rangkaian kerja sama kita dengan Pemerintah Inggris dan juga tindaklanjut ketika tahun lalu saya menghadiri Food Security Summit di London, dan juga dilakukan beberapa bilateral dengan Pemerintah Inggris. Salah satu isu yang akan kita lakukan kerja sama yaitu bagaimana memperkuat supply chain terkait pangan ini," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera dalam keterangan resmi, Kamis (7/3/2024).

Lokakarya tersebut membahas pengembangan rantai pasok yang berdaya saing, sekaligus mengidentifikasi kerawanan impor bahan pangan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu mempresentasikan pendekatan Inggris dalam mengidentifikasi kerawanan impor bahan pangan dan berbagi ide terkait upaya mencapai ketahanan pangan melalui pengembangan rantai pasok yang lebih tangguh. 

Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kolaborasi yang terus didorong oleh Kemenko Perekonomian untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia di sektor pertanian. "Ini tentu banyak hal yang bisa kita pelajari. Kita bisa adopt di kebijakan kita, tentu dengan penyesuaian dengan konteks Indonesia," kata dia.

Rantai pasok di sektor pertanian tentunya memiliki sejumlah keunikan yang membedakan dengan rantai pasok di sektor lainnya. Keunikan yang dimiliki meliputi jumlah petani yang besar dengan skala produksi yang kecil, daya tahan produk terbatas, permintaan yang tidak stabil, dan sejumlah produk yang bersifat musiman.

Keunikan tersebut dinilai mengakibatkan sektor pertanian membutuhkan rantai pasok yang tidak hanya efisien tetapi juga responsif dan memberi nilai tambah bagi petani. Pada kesempatan tersebut, Dida berharap diskusi yang dilakukan hari ini akan menghadirkan banyak ilmu yang bermanfaat. Selain itu, akan ditindaklajuti dengan agenda lain yang menyesuaikan karakteristik rantai pasok setiap komoditas, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti yang telah diterapkan di Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement