REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mendorong produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Kementerian ingin desain IKN ramah dengan UMKM.
"Saya kira nanti kita kalau perlu tuh ada zona-zonanya (UMKM), jadi ideal lah. Misalnya untuk penjual-penjual yang kelasnya franchise yang UKM misalnya ritel-ritel yang kecil itu di kawasan perumahan, nanti yang gede diatur di pusat perkotaan," ujar Deputi Bidang UKM Kemenkop Hanung Harimba Rachman kepada wartawan usai Sosialisasi Inabuyer B2B2G Expo 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Maka, lanjutnya, pemerintah sudah mengatur penempatan UMKM di IKN. Berikutnya, lanjut dia, barang yang masuk ke IKN diharapkan memang produk asli Indonesia. Misal, kata Hanung, material untuk furnitur.
"Itu harus ada komponennya rotan, negara lain kan nggak punya dan ini ada justifikasinya juga, rotan dan bambu itu adalah material masa depan yang green, beda sama kayu yang ditebang, itu kan nggak green," jelas dia.
Kemenkop, sambungnya, ingin furnitur produksi UMKM digunakan dI IKN. Baik untuk perumahan, perkantoran, sekolah, dan sebagainya.
Guna mewujudkan berbagai keinginan itu, lanjut Hanung, Kemenkop akan mendiskusikannya dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Pak Menteri sudah memerintahkan saya untuk bicara ke sana, jadi saya sudah janjian sama LKPP untuk bicara," jelas dia.
Nantinya, kata Hanung, produk UMKM yang masuk ke IKN tidak sendiri-sendiri, melainkan diagregasi. Tujuannya agar kualitas terjaga dan pasokannya bisa terpenuhi.
Hanung menegaskan, produk UMKM juga bisa dibuat mewah dan bagus, sehingga bisa memenuhi kebutuhan di IKN.
"Jangan bayangkan UKM produknya cemen. Enggak lah, bisa lah nanti kita tunjukin UKM kita produknya produk bagus," tegasnya.