REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Presiden Joko Widodo menegaskan upaya menggenjot peningkatan produksi pertanian melalui pemberian pupuk subsidi. Jokowi memberi kepastikan penambahan volume pupuk subsidi pada anggaran tahun 2024 dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.
"Ini kan kita tahun kemarin itu hanya 4,7 juta ton ini akn kita kejar menjadi 9,5 juta ton sehingga kepastian pupuk untuk petani itu betul-betul ada dan disubsidi," ujar Jokowi di sela peresmian Pabrik Kaltim Amonium Nitrat di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2/2024).
Jokowi mengatakan, keputusan itu disepakati dalam rapat paripurna dan mulai dilakukan tahun ini. Dengan ketersediaan pupuk subsidi, maka akan memastikan peningkatan pertanaman produksi pertanian.
Karena itu, Jokowi juga mengapresiasi pembangunan pabrik Kaltim Amonium Nitrat yang menghasilkan produksi 75 ribu ton amonium nitrat juga akan membantu kemandirian pupuk di Indonesia.
"Kalau pupuk kita semakin meningkat produktivitasnya tentu saja yang kita salurkan kepada petani kita akan semakin pasti berapa ton yang akan dikirim ke petani kemudian kepastian mengenai /timing/ kapan petani menggunakan pupuk juga itu bisa diatur oleh kementerian, sehingga betul betul musim tanam tidak mundur karena pupuk, produktivitas tidak turun gara-gara pupuk ini yang kita harapkan," ujarnya.
Sebab, pupuk menjadi faktor penting dalam sektor pangan Indonesia. Apalagi di tengah krisis pangan yang melanda global saat ini.
Saat ini menurut Jokowi, semua negara berhati-hati terhadap pangan dan membatasi ekspor pangan ke berbagai negara. Sehingga kemandirian sektor pertanian khususnya pupuk menjadi penting.
"Dulu kalau kita impor yang namanya beras, gandum begitu mudahnya kita cari. Sekarang ini semua negara 22 negara yg biasanya gampang kita beli beras sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang stop untuk bisa dibeli berasnya. Artinya pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara," ujarnya