Sabtu 24 Feb 2024 13:05 WIB

AS Berencana Berikan Pinjaman Rp 11 Triliun untuk Industri Kendaraan Listrik

AS menggenjot dana pinjaman untuk proyek energi bersih.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
AS telah memberikan persetujuan awal untuk pinjaman sebesar 710 juta dolar AS (Rp 11 triliun) bagi usaha manufaktur teknologi kendaraan listrik (EV).
Foto: www.pixabay.com
AS telah memberikan persetujuan awal untuk pinjaman sebesar 710 juta dolar AS (Rp 11 triliun) bagi usaha manufaktur teknologi kendaraan listrik (EV).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Departemen Energi AS telah memberikan persetujuan awal untuk pinjaman sebesar 710 juta dolar AS (Rp 11 triliun) bagi usaha manufaktur teknologi kendaraan listrik (EV). Di bawah kepemimpinan Joe Biden, AS dilaporkan memiliki kapasitas pinjaman sebesar 221,8 miliar dolar AS untuk mendanai proyek-proyek energi bersih.

Perusahaan Korea Selatan SK Siltron CSS akan menerima 544 juta dolar AS untuk memperluas pabrik di Bay City, Michigan yang memproduksi wafer silikon karbida berdaya tinggi yang digunakan pada kendaraan listrik. Komponen-komponen tersebut adalah drivetrains EV yang sangat penting, termasuk inverter, dan sistem distribusi listrik.

Baca Juga

Sekitar 200 lapangan kerja di sektor konstruksi dan produksi dapat diciptakan untuk menangani perluasan pabrik, menurut pernyataan Departemen Energi AS.

"Proyek ini merupakan langkah penting guna memastikan rantai pasokan yang tangguh dan kuat di Amerika Serikat, dan kami bangga dapat mendukung manufaktur semikonduktor dalam negeri," kata CEO SK Siltron CSS, Jianwei Dong, dilansir Reuters, Sabtu (24/2/2024).

Presiden AS Joe Biden pernah melakukan kunjungan ke pabrik Bay City pada November 2022 dan memuji pabrik tersebut, yang memproduksi bahan untuk chip yang menggerakkan smartphone, mesin cuci, peralatan rumah sakit, mobil, dan lain-lain.

American Battery Solutions secara terpisah menerima persetujuan bersyarat untuk pinjaman sebesar 165,9 juta dolar AS guna memperluas operasi perakitan paket baterai EV di Springboro, Ohio dan Lake Orion, Michigan. Kedua fasilitas tersebut dapat mempekerjakan hingga 460 orang.

Direktur kantor program pinjaman departemen energi, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima permohonan pembiayaan sebesar 80 miliar dolar AS dalam dua bulan terakhir. Secara total, departemen tersebut telah menyalurkan 34,43 miliar dolar AS per 31 Desember 2023. Departemen ini menerima permohonan pinjaman sebesar 263,1 miliar dolar AS pada akhir Januari.

Proyek dan pekerjaan tergantung pada perusahaan yang menutup pinjaman dan menggunakan uang tersebut. Departemen Energi AS menyelesaikan pinjaman sebesar 2,5 miliar dolar AS pada Desember 2022 untuk membiayai pembangunan pabrik baterai oleh sebuah perusahaan yang dibentuk oleh General Motors (GM.N) dan LG Energy Solution (373220.KS).

Akan tetapi, Ford dan mitra baterai SK On belum menyelesaikan pinjaman yang diusulkan sebesar 9,2 miliar dolar AS dari Departemen Energi untuk membangun tiga pabrik baterai AS.

"Kami sepenuhnya mengantisipasi bahwa mereka akan menutup pinjaman tersebut," kata Shah.

Pada Agustus lalu, Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan bahwa lembaga ini akan menawarkan pinjaman sebesar 10 miliar dolar AS dan hibah sebesar 2 miliar dolar AS untuk membantu mengkonversi pabrik-pabrik menjadi pembuatan kendaraan listrik.

"Kami mempekerjakan orang-orang pilihan untuk menghasilkan produk terbaik. Banyak pihak yang potensial, yang sedang menunggu dengan harapan mereka bisa memenangkan hibah,” kata Shah.

Shah mengatakan bahwa sektor teknologi bersih termasuk mobil listrik mengalami kelesuan pada tahun 2023. Karenanya ia akan memberikan pinjaman kepada beberapa proyek yang memproduksi mineral penting, yang digunakan dalam baterai dan elektronik -sektor yang didominasi China.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement