REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pihaknya tengah mendorong efisiensi biaya logistik guna memaksimalkan tiga mesin ekonomi.
Mesin ekonomi yang pertama yakni mesin konvensional. Mesin tersebut digerakkan dengan membuka pasar ekspor dan meningkatkan produktivitas serta mendorong investasi yang lebih produktif dan efisien.
"Kita tahu Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita sekarang sekitar 6, kita harus efisienkan sehingga ICOR targetnya ke angka 4," kata Airlangga dalam Dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan secara virtual di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Mesin kedua yakni mesin ekonomi baru atau mesin digital yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan. Mesin ketiga yakni mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan.
Airlangga menjelaskan Indonesia membutuhkan infrastruktur konektivitas seperti jalan, pelabuhan, dan bandara dimana kehadiran infrastruktur ini dapat membuat biaya logistik lebih efisien. Untuk itu, efisiensi biaya logistik menjadi sangat penting untuk mendongkrak daya saing investasi di Indonesia.
"Tahun lalu bersama Menteri Bappenas dan Kepala BPS telah meluncurkan biaya logistik nasional, yang angkanya di tahun 2022 sebesar 14,29 persen. Kemudian kita mendorong agar sepuluh tahun ke depan bisa mendekati single digit dan di 2045 targetnya adalah 8 persen," ujar Airlangga.