REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Program satu rekening satu pelajar (KEJAR) ditargetkan mencapai 98 persen dari total pelajar Indonesia pada 2027. Saat ini, capaian baru mencapai 87,75 persen, masih menyisakan 12,25 persen pelajar yang belum memiliki rekening.
“Program satu rekening satu pelajar ataupun KEJAR saat sekarang juga tadi disampaikan sudah mencapai 87,75 persen kita beri apresiasi kepada OJK yang semangat untuk mendorong ini namun kita berharap pada waktunya atau pada 2026 atau 2027 bisa mencapai 98 persen,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rakortas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Airlangga mengakui target ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah, terutama di daerah terpencil yang masih memiliki keterbatasan akses ke layanan keuangan formal. Keberhasilan program sangat bergantung pada dukungan pemerintah daerah dan koordinasi dengan OJK.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi OJK, Friderica Widyasari Dewi alias Kiki menambahkan, program satu rekening satu pelajar telah mencapai 58,32 juta rekening atau 87 persen dari total pelajar Indonesia. Simpanan mahasiswa dan pemuda juga menjangkau 1,83 juta mahasiswa dengan nilai Rp7,47 triliun.
Program Laku Pandai atau branchless banking kini membuka akses keuangan hingga 72.353 desa, mendorong 16 juta masyarakat masuk ke sektor keuangan formal. “Terbaru OJK meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan jadi kami laporkan juga telah mencapai lebih dari 100 juta peserta di seluruh Indonesia yang bekerjasama dengan seluruh pelaku usaha jasa keuangan di sektor jasa keuangan di Indonesia,” ujar Kiki.
Meski capaian signifikan, pemerintah diingatkan agar tidak lengah terhadap siswa di pelosok dan daerah tertinggal. Peningkatan literasi, inklusi, dan akses layanan menjadi kunci agar target 98 persen bisa tercapai tepat waktu.