REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki mengatakan pihaknya saat ini sedang memfokuskan akses pembiayaan/financing terhadap UMKM. Hal itu karena penyerapan akses pembiayaan melalui perbankan di Indonesia cukup rendah angka 4,9 persen dan 4,29 persen di KSP, dibandingkan dengan Cina & Jepang 60 persen dan Korea Selatan di atas 80 persen.
Pembiayaan di Indonesia mayoritas fokus di investasi yang tidak aksesibel ke semua UMKM. Hal ini disebabkan oleh sulitnya birokrasi akses pinjaman yang rata-rata membutuhkan jaminan/collateral dan credit scoring yang sulit untuk diakses oleh pemilik UMKM untuk memastikan NPL (non performing loan) yang baik untuk bank.
Saat ini KemenKopUKM melakukan upaya peningkatan kapasitas UMKM perempuan, diantaranya dengan memperkuat pengembangan wirausaha di Indonesia melalui afirmasi 40 persen belanja pemerintah untuk menyerap produk-produk UMKM, penyediaan 30 persen infrastruktur publik untuk penjualan produk UMKM, dan kemitraan usaha besar dan BUMN dengan UMKM.
Teten mengatakan, terkait akses pembiayaan, pihaknya sedang melakukan kajian credit scoring dalam rangka mempercepat penyaluran kredit kepada UMKM termasuk optimalisasi program KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok, tanpa dimintai agunan.
"Indonesia termasuk dalam 4 negara yang aktifitas kewirausahaannya lebih tinggi dari laki- laki. Mengutip data Global Entreprenurship Monitor 2022 perempuan jauh lebih kreatif dan produktif”, ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (14/2/2023).
Data world bank tahun 2021 yang menjadi tantangan adalah bahwa usaha milik perempuan dinyatakan memperoleh keuntungan yang masilh rendah dibanding usaha milik laki- laki.
“Survei kami bersama Google dan Grab menunjukan bahwa tingkat produktivitas perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Sayangnya, rata-rata usaha perempuan lebih rendah dibanding milik laki-laki. Karena itu, perempuan masuk di wilayah tidak produktif atau skala perumahan. Perempuan diharapkan semakin banyak yang berkecimpung di sektor produktif nasional,” ungkapnya.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch. Bangun mengatakan keberadaan Koperasi dan UMKM ini telah teruji saat era krisis lalu, merekalah yang bertahan.
Data Global Entrepreneurship Monitor 2022, menyatakan bahwa Indonesia termasuk di antara empat negara dengan tingkat total aktivitas kewirausahaan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. MenKopUKM menegaskan, sektor UMKM dapat menjadi pintu masuk perempuan agar lebih berdaya. Tercatat dari laporan UN Women 2023, 1 dari 3 UMKM di dunia dimiliki oleh perempuan, 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.
Moderator dan inisiator Dialog UMKM Nasional Deputi Direktur PWI Pusat Amy Atmanto yang juga Pengurus Pusat Masyarakat Syariah Bidang Pemberdayaan Perempuan & Sumber Daya Keluarga menyampaikan acara ini diadakan agar tercipta kolaborasi antar pihak dan stake holder dalam rangka Kebangkitan Ekonomi Nasional yang akan memberi kontribusi lebih pada perempuan dalam pemberdayaan UKM. Banyak peluang terbuka lebar bagi perempuan termasuk dapat berperan dalam mengembangkan inovasi-inovasi ramah lingkungan, memimpin usaha-usaha yang berkelanjutan, dan turut serta dalam membangun masyarakat yang berwawasan lingkungan. Namun masih banyak tantangan yang dihadapi termasuk akses terhadap sumber daya dan pendanaan, serta kurangnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan di sektor UKM maupun ekonomi hijau.
"Maka itu diperlukan upaya untuk memberdayakan perempuan melalui pelatihan, pendampingan, akses terhadap modal, dan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dalam dunia bisnis”, jelas Amy yang juga dikenal sebagai desainer kebaya para tokoh nasional
Ke depan Teten berharap Diskusi Nasional UMKM yang sangat ia apresiasi ini dapat ditindak lanjuti dengan komunikasi dan diskusi pada tingkat pemangku kepentingan selaku pembuat kebijakan dalam rangka mendorong sektor umkm yang 64 persen dikuasai perempuan.
"Jangan lupa The power of emak- emak ya iniz Memberdayakan UMKM dalam bersamaaan selain pemberdayaan ekonomi juga pemberdayaan perempuan”, pungkas Teten.