Rabu 14 Feb 2024 11:45 WIB

Sektor Infrastruktur Punya Andil Cukup Besar Mendorong Pertumbuhan Indonesia

Proyek infrastruktur dengan total nilai Rp 430,0 triliun meningkatkan PDB Rp 690,5 T.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam sebuah diskusi di Hotel Grand Aston Puncak Bogor, Selasa (26/9/2023).
Foto: Republika/ Rahayu Subekti
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam sebuah diskusi di Hotel Grand Aston Puncak Bogor, Selasa (26/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar. 

"Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja," ujar Andry, Rabu (14/2/2024).

Baca Juga

Berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri dampak ekonomi proyek infrastruktur yang diprioritaskan pemerintah seperti pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, Kawasan Pariwisata dan Kawasan Industri dengan total nilai proyek Rp 430,0 triliun berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp 690,5 triliun. 

Selain itu, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur. Sedangkan secara jangka menengah dan panjang, pembangunan infrastruktur juga bisa berdampak positif bagi industri turunannya seperti pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan dan minum, transportasi dan pergudangan hingga industri pengolahan dan properti.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan, upaya ini selaras dengan langkah pemerintah untuk mencapai visi Indonesia 2045 yang salah satunya difokuskan untuk memenuhi prasarana dasar, mendorong konektivitas dan pemerataan antar wilayah.

Hasilnya, Bank Mandiri menyalurkan kredit infrastruktur sesuai dengan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpers) 38 Tahun 2015 sebesar Rp 301,17 triliun hingga akhir 2023. Nilai tersebut tumbuh 15,95 persen year on year (yoy) dari posisi 2022 sebesar Rp 260,25 triliun. 

Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai sub sektor seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi. Kredit ini termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement