Sabtu 10 Feb 2024 20:46 WIB

Menkop Ajak Perempuan Pelaku UMKM Fokus pada Sektor Produksi Pangan

Sektor UMKM dapat menjadi pintu masuk perempuan agar lebih berdaya.

Menkop UKM Teten Masduki
Foto: Republika/Alfian Choir
Menkop UKM Teten Masduki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak para perempuan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar fokus pada berbagai sektor produktif termasuk pangan. Mengingat saat ini sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan masih didominasi oleh kaum laki-laki.

Teten menyebutkan, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) melakukan survei bersama Google dan Grab. Hasilnya, tingkat produktivitas perempuan lebih tinggi dari laki-laki.

Baca Juga

Sayangnya, kata dia, rata-rata usaha perempuan lebih rendah dibanding milik laki-laki. Maka, perempuan masuk di wilayah tidak produktif atau skala perumahan, bukan masuk di teknologi produksi.

"Perlu usaha bagi perempuan agar melirik sektor produktif nasional,” ujar Teten dalam keterangan resmi yang dikutip pada Sabtu (10/2/2024).

Ia menegaskan, sektor UMKM dapat menjadi pintu masuk perempuan agar lebih berdaya. Tercatat dari laporan UN Women 2023, satu dari tiga UMKM di dunia dimiliki oleh perempuan. Bahkan sekitar 64 persen pelaku UMKM di Indonesia merupakan perempuan.

Sementara dari data Global Entrepreneurship Monitor 2022, Indonesia termasuk di antara empat negara dengan tingkat total aktivitas kewirausahaan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Pada sektor pertanian dan perikanan menghasilkan sumberdaya yang dapat diperbaharui, produktif sepanjang tahun dan tren kebutuhannya terus meningkat.

Pada 2018 Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat, konsumsi ikan dunia diperkirakan 20 persen lebih tinggi pada 2030. Lalu pada 2012, data FAO menunjukkan, kebutuhan pangan dunia diperkirakan 60 persen lebih tinggi pada 2050.

"Pertanian dan perikanan merupakan bagian dari sektor ekonomi hijau. Ini berpotensial dalam menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan dan lapangan kerja yang inklusif," jelas dia.

Sebagian besar perdagangan dan ekspor produk pertanian dan perikanan masih dalam bentuk non-olahan. Sebagai contoh rumput laut, ekspor Indonesia terbesar di dunia. Hanya saja, sambung Teten, sekitar 93 persen masih dalam bentuk nonolahan.

"Hilirisasi komoditas unggulan lokal (seperti pangan) dapat menjadi peluang untuk UMKM perempuan agar semakin bertumbuh dan berdampak," kata dia.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement