Rabu 10 Jan 2024 23:59 WIB

BI Sebut Ekonomi Bali Pulih Dongkrak Kebutuhan Uang pada 2023

Pada 2023, jumlah kebutuhan uang di Bali meningkat sebesar 7,1 persen (yoy).

Wisatawan yang mengendarai sepeda motor melintas di dekat monumen G20 yang baru dibangun di Denpasar, Bali, Jumat (2/9/2022).
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan yang mengendarai sepeda motor melintas di dekat monumen G20 yang baru dibangun di Denpasar, Bali, Jumat (2/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menyampaikan pulihnya ekonomi Bali seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan turut mendongkrak kebutuhan uang di provinsi ini pada 2023.

"Sepanjang 2023, jumlah kebutuhan uang di Provinsi Bali meningkat sebesar 7,1 persen (yoy), yakni dari Rp 12,8 triliun di 2022 menjadi Rp 13,7 triliun pada 2023," kata Erwin.

Baca Juga

Kenaikan kebutuhan uang tahun 2023, salah satunya berasal dari momentum Hari Raya Natal dan akhir tahun 2023 yang mencapai Rp 2,8 triliun atau meningkat sebesar 18,0 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai Rp 2,4 triliun.

Selain itu, peningkatan kebutuhan uang selama 2023 sejalan dengan membaiknya perekonomian di Provinsi Bali serta pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) ke masyarakat.

"Pulihnya ekonomi Bali seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata," ujarnya.

Erwin menambahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-November 2023, jumlah kunjungan wisman ke Bali sebanyak 4,8 juta orang atau meningkat signifikan sebesar 169,4 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai 1,8 juta orang.

Sejalan dengan itu, transaksi non-tunai di Bali juga mengalami peningkatan selama tahun 2023. Penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) menunjukkan lonjakan yang signifikan, baik dari sisi jumlah/volume maupun nominal transaksi. Volume transaksi kartu ATM/Debet meningkat 11,6 persen (yoy) dari Rp 144,1 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp 152,9 triliun pada Januari-November 2023.

Selain itu, kata Erwin, volume transaksi kartu kredit juga meningkat 23,6 persen (yoy) dari 4,6 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp 5,7 triliun transaksi pada Januari-November 2023. Sementara itu, dari sisi nominal, transaksi kartu ATM/Debet meningkat 10,0 persen (yoy) dari Rp 150,9 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp 166 triliun pada Januari - November 2023.

Selain itu, nominal transaksi kartu kredit meningkat 38,7 persen (yoy) dari Rp 4,2 triliun pada Januari-November 2022 menjadi Rp 5,8 triliun pada Januari-November 2023. "Transaksi non-tunai Bali pada Desember 2023 diperkirakan juga meningkat sejalan dengan perayaan natal dan Tahun Baru 2024," ujar Erwin.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement