Kamis 21 Dec 2023 10:56 WIB

Sinyal The Fed Hingga Konflik di Laut Merah, Ini Catatan untuk Bank Indonesia

Terdapat sejumlah kondisi global yang perlu dimitigasi BI.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Refleksi layar yang menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Refleksi layar yang menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Desember 2023 pada siang ini, Kamis (21/12/2023). Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan terdapat sejumlah kondisi global yang perlu dimitigasi BI.

Bhima memproyeksikan, BI belum akan menurunkan suku bunganya dari posisi saat ini sebesar enam persen. "Proyeksinya suku bunga akan bertahan," kata Bhima kepada Republika, Kamis (21/12/2023).

Baca Juga

Dia menuturkan, saat ini memang terdapat sinyal suku bunga The Fed akan menurun pada 2024. Hanya saja, Bhima menilai waktu penurunan suku bunga The Fed masih belum bisa dipastikan. Sementara itu, saat ini juga muncul konflik dengan adanya serangan yang dilakukan kelompok Houthi dari Yaman di Laut Merah.

"Gejolak geopolitik ditambah konflik di Laut Merah menambah risiko yang harus dimitigasi dengan menahan bunga acuan," ujar Bhima.

Selain itu, Bhima menuturkan, BI perlu juga mengantisipasi tekanan rendahnya dana investasi asing di portfolio. Khususnya antisipasi tersebut perlu dilakukan menjelang pemilu pada Februari 2024.

"Tercatat dalam enam bulan terakhir nett sells dana asing di pasar saham mencapai Rp 28,3 triliun," ucap Bhima.

Di sisi lain, Bhima mengungkapkan kinerja ekspor juga masih terbilang belum begitu baik meskipun terdapat surplus dagang yang sifatnya semu. Menurutnya, hal tersebut mampu mempengaruhi devisa untuk menjaga stabilitas kurs.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement