Kamis 07 Dec 2023 00:05 WIB

Kena Boikot Hingga Ditinggal Presdir, Begini Prospek Saham Unilever

Sejak awal tahun, harga saham UNVR telah terpangkas lebih dari 25 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Tampilan logo Unilever.
Foto: AP/Tatan Syuflana
Tampilan logo Unilever.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih mengalami tekanan. Sejak awal tahun, harga saham UNVR telah terpangkas lebih dari 25 persen. 

Kinerja penjualan yang terus menurun disebut menjadi penyebab anjloknya harga saham. Hal ini juga ditambah dengan adanya imbauan boikot yang menyasar produk-produk Unilever.

Baca Juga

Meski demikian, perubahan struktur kepengurusan diyakini akan menjadi angin segar bagi Unilever. Seperti diketahui, sejumlah direktur Unilever ramai-ramai mengundurkan diri, termasuk Presiden Direktur Ira Noviati.

Setelah ditinggal Ira, Unilever akan kedatangan presiden direktur baru dari Filipina. Perubahan struktur direksi kabarnya juga akan diikuti oleh penyesuaian bisnis model.  

"Kami melihat perampingan bisnis model dan masuknya CEO baru bisa membawa dampak yang cukup positif terhadap kinerja unilever," kata Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy, Selasa (5/12/2023). 

Ishfan melihat 2024 akan menjadi tahun yang cerah untuk Unilever. Sebab dari sisi kinerja, Unilever sudah mulai menunjukkan perbaikan di kuartal III 2023 dengan net profit tumbuh 21 persen.

Selain itu, gross profit margin Unilever sepanjang kuartal III 2023 juga meningkat menjadi sekitar 50,5 persen, naik dari periode yang sama tahun lalu 45,7 persen. Meski belum tumbuh signifikan, Ishfan melihat kinerja Unilever terus membaik.

Ishfan berharap kinerja Unilever akan terjadi peningkatan di tahun depan. Ishfan memperkirakan hingga akhir 2023, Unilever dapat mencetak net profit Rp 5,5 triliun, sedangkan pada 2024 net profit Unilever ditargetkan mencapai Rp 6 triliun.

"Untuk penjualan, kami menargetkan di angka Rp 43 triliun pada tahun depan, dan penjualan sampai akhir tahun ini di angka Rp 41 triliun, jadi ada peningkatan recovery," ujar Ishfan.

Menurut Ishfan, kinerja Unilever juga akan ditopang daya beli yang diperkirakan meningkat di tahun depan. Ishfan memproyeksi harga saham UNVR bisa mencapai level 4.200 pada tahun depan dari saat ini di kisaran 3.600, artinya terdapat potensi kenaikan sekitar 10 persen-15 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement