REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP (Persero) Tbk meresmikan Bandar Udara Siboru pada Kamis (29/11/2023). Bandara tersebut berlokasi di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Direktur Utama PP Novel Arsyad mengatakan peresmian Bandar Udara Siboru di Kabupaten Fakfak menambahkan portofolio proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan oleh perseroan di Papua.
Sebelumnya, perseroan telah menyelesaikan beberapa proyek, seperti proyek infrastruktur Jembatan Holtekamp (landmark Papua) di Jayapura pada 2019 dan Proyek Tangguh LNG Kilang Gas Alam Cair pada 2020. Lalu, Proyek Gedung seperti beberapa fasilitas olahraga di Jayapura pada 2020 – 2021, Gedung Keuangan Negara Jayapura pada 2021, serta Gedung Majelis Rakyat Papua di Jayapura pada 2022.
Saat ini perseroan memiliki Proyek Bendung Wanggar dan Jaringan Irigasi di Kabupaten Nabire yang sedang ongoing dengan progress 11,23 persen per Oktober 2023. Perseroan juga baru saja mendapatkan kontrak baru, yaitu Proyek Pekerjaan Pembangunan Dermaga Kapasitas 50.000 DWT yang berlokasi di Biak dengan nilai kontrak Rp 393 miliar.
“Perseroan dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah Papua dan akan terus berkontribusi untuk mengembangkan daerah-daerah di Indonesia dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat dan daya saing nasional,” ujarnya, Jumat (30/11/2023).
Bandar Udara Siboru diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo yang ditandai secara simbolis dengan penandatanganan prasasti. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, Bandar Udara Siboru dapat menghubungkan sejumlah wilayah lain di Papua, seperti Kabupaten Sorong, Kabupaten Kaimana, hingga Kabupaten Teluk Bintuni.
“Bandara Siboru ini akan menjadi jembatan udara di wilayah Papua Barat, menghubungkan Fakfak dengan daerah-daerah yang lain,” ucapnya.
Bandara Siboru Fakfak mempunyai luas area lima ribu meter persegi yang dapat menampung hingga 153.945 penumpang per tahun. Bandara ini merupakan salah satu proyek strategis nasional dengan nilai kontrak sebesar Rp 832,5 miliar pada pekerjaan sisi darat dan sisi udara.
Runway bandara ini sepanjang 1.600 meter x 30 meter dan akan menjadi sarana akomodasi transportasi udara yang utama di Kabupaten Fakfak. Hal ini menggantikan fasilitas bandara sebelumnya, yaitu Bandara Torea, panjang runway hanya 1.200 meter x 30 meter dan tidak dapat diperluas lagi.