REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Unilever Indonesia Tbk memberikan bantuan kemanusiaan dengan mendukung Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional untuk membantu pihak-pihak yang terdampak krisis di wilayah Timur Tengah.
Unilever juga menyatakan kesedihan dan rasa prihatin atas konflik di Timur Tengah yang telah mengorbankan banyak warga sipil yang tidak bersalah. Kendati demikian, Unilever tidak menyebut kata Gaza dan Palestina dalam keterangan resminya yang diumumkan pada Jumat (17/11/2023) tersebut.
"Doa kami selalu menyertai mereka yang terdampak di masa-masa yang luar biasa sulit ini," ungkap Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti melalui keterangan tertulis.
Unilever Indonesia menyatakan, telah melayani konsumen di Tanah Air selama 90 tahun. Perseroan juga menekankan, produknya dibuat, didistribusikan, dan dijual oleh masyarakat Indonesia.
Produk-produk Unilever Indonesia juga bersertifikasi halal dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama.
"Keberadaan kami di Indonesia telah membuka lapangan kerja bagi hampir 5.000 karyawan melalui delapan pabrik, serta mendukung keberadaan ratusan distributor dan jutaan toko. Kami akan terus berfokus pada upaya kami untuk terus memberikan kontribusi positif bagi Indonesia," ungkap Ira.
Isu boikot
Di dalam negeri, salah satu merek yang diboikot adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Unilever dianggap cenderung mendukung Israel dan tak langsung turut berpartisipasi dalam serangan di Gaza selama ini. Unilever pun masuk dalam daftar boikot yang tersebar di berbagai platform media sosial, termasuk di Indonesia.
Pada Jumat (17/11/2023), pergerakan saham UNVR cenderung melemah meski akhirnya ditutup menguat. Saham UNVR berada di level 3.470 atau naik 0,29 persen dibanding hari sebelumnya.
Secara pekanan, kinerja saham UNVR berada dalam tekanan dengan anjlok sebesar 3,34 persen. Dalam sebulan terakhir, saham Unilever Indonesia pun turun 10,10 persen.
Di samping isu boikot, penurunan kinerja saham UNVR dipengaruhi sentimen global. Sebagai saham yang termasuk dalam sektor konsumer, saham UNVR juga dipengaruhi kondisi pasar yang mengalami kontraksi.
Pelemahan saham UNVR juga dikaitkan dengan kinerja perseroan yang mengalami penurunan di kuartal III 2023. Pada periode itu, Unilever membukukan penurunan laba 9,16 persen menjadi Rp 4,18 triliun yang dipicu penurunan penjualan 3,28 persen menjadi Rp 30,50 triliun.